Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Jebakan Kepemimpinan yang Buruk, Pesan untuk Gen Z

Kompas.com - 27/09/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Singkatnya, alasan-alasan karyawan keluar itu bukan karena gaji atau uang, melainkan perasaannya terhadap organisasi tempat mereka berkarya.

Empat alasan yang diungkapkan McKinsey bisa diperbaiki apabila pemimpin memiliki keinginan untuk memperbaiki budaya kerja dan pola komunikasi serta kepemimpinannya. Tempat kerja menjadi rumah kedua bagi sebagian besar orang karena kita menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan karier yang baik.

Seorang pemimpin yang baik sadar akan hal itu dan mencoba semaksimal mungkin menjadikannya tempat yang menyenangkan.

Namun, pemimpin yang buruk tidak seperti itu karena mereka lebih mempedulikan pencapaian pribadi ketimbang kesejahteraan banyak orang.

Gen z, your choice! Be a good or bad leader?

Jim Clifton, CEO dari Gallup, salah satu lembaga riset terkemuka, mengatakan, “The single biggest decision you make in your job — bigger than all the rest — is who you name manager. When you name the wrong person manager, nothing fixes that bad decision. Not compensation, not benefits — nothing.”

Kita bisa belajar banyak dari hubungan Mary Barra dan perusahaan General Motors (GM). Ada kisah menarik bahwa Mary Barra hanya berkarier di satu perusahaan saja, yaitu GM.

GM juga melakukan investasi terhadapnya. Mereka menyekolahkan Mary S2 di Universitas Stanford dan memberikan kesempatan profesional yang luas.

Alhasil, Mary Barra menjadi CEO perempuan pertama di GM di tahun 2014 karena hubungan antara pemimpin dan karyawan yang harmonis.

Kisah sekilas dari Mary Barra memberikan gambaran tentang kepemimpinan yang baik dan bagaimana mereka menghargai karyawannya. Mary Barra adalah hasil nyata dari kepercayaan yang diberikan pemimpin GM terhadapnya. Bahkan, menjadi perempuan pertama yang memimpin perusahaan industri otomotif internasional ini.

Menurut penulis, itulah pemimpin yang baik. Pemimpin yang baik menghasilkan pemimpin besar. Praktik-praktik seperti inilah yang harus banyak dicontoh oleh banyak organisasi.

Baca juga: Studi: Gen Z Terbukti Peduli pada Lingkungan dan Tidak Boros

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memberdayakan karyawannya untuk menjadi versi terbaik dari dalam dirinya. Tidak semua karyawan memang yang nantinya bertahan lama.

Namun setidaknya, pemimpin yang baik menciptakan lingkungan berkembang yang baik dan suportif bagi para karyawannya. Menjadi pemimpin memang bukanlah tugas yang mudah.

Namun, saya percaya bahwa semua orang bisa menjadi pemimpin yang baik asalkan mereka mau menjalaninya dengan kejujuran dan ketulusan, termasuk gen z. Banyak hal yang bisa gen z lakukan untuk bisa memimpin dengan lebih baik.

Mereka bisa mengembangkan kapasitas kepemimpinannya. Menurut survei dari Training Magazine dan Wilson Learning Worldwide Inc di tahun 2022, ada empat kemampuan prioritas untuk pengembangan kepemimpinan: coaching, komunikasi, team leadership, dan kecerdasan emosional.

Selain dari pengembangan kapasitas, cara yang jauh lebih efektif adalah belajar dari pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang berharga dan bisa memberikan pelajaran penting.

Ada banyak orang yang telah menjadi pemimpin. Galilah pengalamannya dan serap apa praktik yang baik dan yang buruk. Belajarlah memimpin komunitas atau sukarelawan.

Menurut saya, itu tempat yang tepat karena sukarelawan adalah orang yang rela meluangkan waktu, tenaga, uang, dan pikiran untuk sesuatu yang mereka pedulikan. Keterlibatan dalam kegiatan volunteering, menurut Lockett & Boyd (2012) dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan seseorang dalam dua aspek: pengaruh dan persepsi terhadap diri sendiri.

Bell (2007) berkata bahwa program volunteering menjadi wadah yang kaya untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan seseorang. Semakin banyak pengalaman dan pengetahuan, juga didukung dengan kemampuan kepemimpinan yang baik, gen z akan menjadi seorang pemimpin yang baik.

Pemimpin yang mengayomi dan memanusiakan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang mengetahui apa yang harus dilakukan dan punya kompetensi yang hebat.

Oleh karena itu, gen z! Jangan terjebak dalam praktik pemimpin yang buruk. Media belajar telah banyak bertebaran, baik itu dari praktisi, artikel, maupun pengetahuan pribadi. Ada yang efektif, relevan, dan bisa dipraktikkan. Namun, ada juga yang sekadar menjadi pengingat untuk tidak melakukan praktik kepemimpinan yang buruk.

Indonesia membutuhkan pemimpin yang baik, yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan multi-dimensi. Gen z adalah generasi masa depan yang pada akhirnya akan memegang estafet kepemimpinan.

Menurut saya, pemimpin yang buruk tidak lagi bisa ditolerir. Oleh karena itu, gen z: it is time for you to evolve into a great leader!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com