Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kasus Fredy Sambo dan Keberadaan Perjudian di Indonesia

Kompas.com - 26/09/2022, 22:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - “Di negeri ini,” kata Gus Dur, "cuma ada tiga polisi jujur. Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur, dan ketiga, polisi Hoegeng.”

Bisa dikatakan, Hoegeng sudah seharusnya menjadi simbol kepolisian. Sayangnya, Hoegeng lebih sering muncul pada celotehan Gus Dur di kala peran polisi dipertanyakan.

Layaknya saat ini, di saat kasus kematian Brigadir J terkuak dan muncul desas-desus baru, yaitu Irjen. Ferdy Sambo diduga terlibat bisnis perjudian.

Aiman Witjaksono, Jurnalis KompasTV, dalam siniarnya bertajuk “Kasus Ferdy Sambo dan Keberadaan Perjudian di Indonesia” memaparkan dunia bisnis perjudian dengan segala kompleksitasnya.

Sebenarnya, kenapa dan ada apa? Kasus kematian Brigadir J seperti bermain kucing-kucingan dengan masyarakat dan bahkan, orangtua Brigadir J merasa lelah. Mungkin terpikirkan untuk menyiram kucing-kucing itu agar cepat selesai.

“Karena di kepolisian tidak bergerak atau sangat lamban. Pak Samuel di hari Sabtu kemarin mengatakan ‘sudah cukuplah, toh anak saya sudah tidak bisa hidup kembali,’” kata Kamaruddin selaku pengacara Brigadir J, dikutip dari KompasTV, Selasa (20/9/2022).

Jika pengurusan kasus berjalan lamban dan seakan-akan tidak ada titik terang, bukan tidak mungkin akan melukai nilai dan moral.

Bukan sekali dua kali Indonesia menderita kasus pembunuhan dan korupsi yang pelakunya adalah polisi atau dari pihak pemerintahan. Tidak jarang juga masyarakat kerap mendengungkan “apabila pelakunya adalah polisi, kita harus lapor siapa?”

Baca juga: Sekaratnya Rasa Kemanusiaan di Indonesia

Tak heran, pelaku tindak kriminal dan kejahatan, khususnya bidang korupsi dan pelanggaran HAM, seperti tidak pernah takut dan segan menghadapi penegak keadilan. Itulah mengapa, kerap muncul berita lama, tetapi dengan nama dan wajah baru yang terus berulang tanpa sungguh-sungguh ditangani dan diselesaikan.

Berjudi dengan Keadilan

Haruskah kita kembali kepada hukum berbalas? Mata dibalas mata, nyawa dibalas nyawa. Tentu, bukan itu jawabannya dan akan ditolak habis-habisan karena tidak sesuai Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Sayangnya, konsep yang seperti itu membutuhkan kekerasan dan tidaklah bijaksana apabila kita panggil dengan sebutan yang adiluhur dan agung, yaitu keadilan.

Namun, akan sampai kapan masyarakat terus dibiarkan menunggu? Jangan sampai kasus ini hilang dan menguap karena adanya pengalihan isu.

Biarkan kasus ini terus menjadi sorot perhatian segala elemen masyarakat. Dari obrolan ibu-ibu perumahan hingga tingkat pemerintahan. Meskipun, dalam obrolan itu akan mengundang keluhan dan kadang terpaksa mengikuti peruntungan karena adanya ketidakpastian.

Bandar Selalu Menang

Hoegeng dilantik Presiden Soeharto menjadi Kapolri pada 1968, namun bukan berarti dalam hubungannya tidak ada pasang-surut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com