Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Kerja Kursi Pelontar Pesawat Tempur?

Kompas.com - 21/09/2022, 20:04 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kursi pelontar merupakan salah satu unsur penting yang ada di pesawat tempur.

Bagaimana tidak, dengan adanya kursi pelontar memungkinkan pilot "melarikan diri" dari pesawat tempur ketika mengalami gangguan atau terkena serangan musuh.

How Stuff Works menuliskan, sangat penting bagi banyak jenis pesawat tempur dilengkapi kursi pelontar.

Baca juga: Spesifikasi Pesawat Tempur Hawk 200 TNI AU: Radar hingga Persenjataan


Lantas, bagaimana kerja kursi pelontar di pesawat tempur?

Cara kerja kursi pelontar di pesawat tempur

Dua pilot tim aerobatik Jupiter dari TNI Angkatan Udara terjun berhasil menggunakan kursi pelontar setelah pesawat yang mereka bersenggolan dengan pesawat lain pada latihan menjelang Langkawi International Maritime and Aerospace 2015, Minggu (15/3/2015).AP PHOTO Dua pilot tim aerobatik Jupiter dari TNI Angkatan Udara terjun berhasil menggunakan kursi pelontar setelah pesawat yang mereka bersenggolan dengan pesawat lain pada latihan menjelang Langkawi International Maritime and Aerospace 2015, Minggu (15/3/2015).

Selain menjadi salah satu unsur paling penting di pesawat tempur, beberapa jenis kursi pelontar atau ejection seat terdiri dari ribuan komponen.

Tujuan dipasangnya kursi pelontar di pesawat tempur sederhana, yakni untuk mengangkat atau melontarkan pilot dari kokpit pesawat menuju ke tempat yang aman.

Kemudian, parasut yang terdapat di kursi pelontar akan mengembang untuk memungkinkan pilot pesawat tempur mendarat dengan aman di tanah.

Semua komponen dalam kursi pelontar harus bekerja dengan baik dalam sepersekian detik, dan dalam urutan yang sesuai untuk menyelamatkan nyawa pilot.

Baca juga: Spesifikasi dan Cerita dari Pesawat Tempur F-5 Tiger TNI AU, Sang Macan Penjaga Kedaulatan NKRI

Penempatan kursi pelontar di pesawat tempur

Ilustrasi pesawat tempur. Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon TNI Angkatan Udara unjuk kebolehan dengan memperlihatkan peragaan air combat manuver (ACM) atau manuver pertempuran udara bersama jet F-15C United States Pacific Air Force (US PACAF).(Dispenau) Ilustrasi pesawat tempur. Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon TNI Angkatan Udara unjuk kebolehan dengan memperlihatkan peragaan air combat manuver (ACM) atau manuver pertempuran udara bersama jet F-15C United States Pacific Air Force (US PACAF).

Kursi pelontar ditempatkan di dalam kokpit pesawat tempur.

Adapun elemen kursi pelontar memiliki perangkat utama seperti rel, roket, parasut, dan pengekang.

Selama proses ejeksi, rel memandu kursi pelontar keluar dari pesawat pada sudut yang telah ditentukan.

Setelah itu, sistem pelontar menembakkan kursi ke atas rel, roket mendorong kursi lebih tinggi, dan parasut terbuka untuk memungkinkan pendaratan yang aman.

Baca juga: Tak Cuma Tergelincir, Pesawat Tempur TNI AU T-50i Golden Eagle Pernah Jatuh pada 2015 Silam

Model kursi pelontar pesawat tempur

Salah satu model kursi pelontar adalah Advanced Concept Ejection Seat (ACES) II, yang memiliki motor roket di bawah kursi.

Pada Januari 1998, telah terjadi 463 proses ejeksi di seluruh dunia menggunakan sistem ACES II, dan lebih dari 90 persen ejeksi itu berhasil.

Sementara itu, ada 42 korban jiwa yang gagal memanfaatkan fungsi ACES II.

Baca juga: Sejarah Vespa, dari Produsen Pesawat Tempur hingga Bikin Skuter

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: De Havilland Comet, Pesawat Jet Komersial Pertama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com