Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Sekaratnya Rasa Kemanusiaan di Indonesia

Kompas.com - 16/09/2022, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com – Sebagai wujud kemanusiaan, tidak ada salahnya bagi kita untuk menilik kehidupan di panti asuhan. Karena bisa jadi, panti asuhan yang seharusnya menjadi rumah tempat bernaung, tempat mereka menerima kasih dan sayang, malah dimanfaatkan untuk mendulang uang.

Sudah lima tahun lalu, tetapi kasus Lili Rahmawati, selaku pemilik Panti Asuhan Tunas Bangsa, yang tertangkap tangan karena mengeksploitasi anak-anak untuk mengemis di jalanan tetap menggemparkan.

Bahkan, Lili juga bertanggung jawab penuh atas tewasnya bayi dalam keadaan tak wajar.

Lantas, apakah hanya Lili dengan panti asuhannya?

Aiman Witjaksono, Jurnalis Kompas TV, dalam siniarnya yang bertajuk “Sekaratnya Rasa Kemanusiaan di Indonesia” memaparkan fenomena-fenomena yang di luar akal sehat kemanusiaan.

Klitih di Yogyakarta

Tidak ada yang menyangka bahwa pelaku-pelaku klitih adalah remaja. Arie Sujito, sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan pada mulanya makna klitih adalah kegiatan keluar rumah yang dilakukan di malam hari untuk melepas kepenatan.

Tentu klitih yang dilakukan para remaja dengan melanggar hukum, yaitu menyerang masyarakat, berbeda dengan makna sebelumnya. Itu sebabnya, klitih di masa sekarang telah mengalami pergeseran makna, yakni bagian dari proses penerimaan para remaja sebelum diakui sebagai kelompok yang kerap meresahkan masyarakat.

Memang bukan lagi berita baru bila remaja berperilaku tidak sesuai dengan etika dan norma yang berlaku di masyarakat. Bahkan, perilaku itu kerap dianggap sebagai masa peralihan dan pencarian jati diri.

Baca juga: Pantaskah Orang Selingkuh Mendapat Maaf?

Sayangnya, tidak sedikit remaja yang kurang bimbingan dan arahan menyebabkan mereka terjerumus pada hal-hal yang negatif, seperti klitih yang sifatnya kriminal dan anarkis.

Apakah pelajaran di sekolah dengan segala pendidikan kewarganegaraan dan penanaman Pancasila kurang? Jelas, munculnya klitih bukanlah tanggung jawab sekolah saja.

Perlu adanya kerja sama dari pelbagai elemen untuk mengatasi kenakalan remaja yang telah melanggar hukum ini. Terlebih, para remaja itu tidak memiliki kesadaran atas identitas menjadi warga Indonesia yang didasari oleh Pancasila. Karena mereka lebih memilih untuk diakui sebagai bagian dari kelompok yang melanggar hukum di masyarakat.

Pemerkosaan di Pesantren

Apakah vonis hukuman mati yang dijatuhkan kepada Herry Wirawan, pemerkosa 13 santri, adalah wujud keadilan? Banyak pandangan yang beragam.

Tidak dimungkiri kejahatan yang dilakukannya sangatlah luar biasa. Bukan saja pelanggaran nilai dan moral, melainkan kekejian yang dirinya lakukan mengakibatkan korban trauma dan penderitaan berkepanjangan.

Herry memanfaatkan kedudukannya sebagai pendidik kepada anak didiknya adalah bentuk dari relasi kuasa yang tidak berimbang.

Baca juga: 5 Miliader yang Terbunuh Secara Tragis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com