Dengan dalih perintah yang harus diikuti, karena dirinya adalah guru, Herry memerkosa korbannya yang pada saat kejadian masih berada di bawah umur. Terlebih, perbuatannya itu dia lakukan dalam kurun waktu 2016—2021.
Dr. Samuel D. Smithyman, ahli psikologi dari Amerika, menjelaskan bahwa ada tiga elemen yang kerap ada dalam diri pemerkosa, yaitu kurangnya empati, narsisme, dan kebencian terhadap perempuan.
Apakah ketiga elemen itu ada pada diri Herry? Untuk mengetahuinya harus diadakan penelitian lebih lanjut. Akan tetapi, hal yang sangat disayangkan adalah tidak adanya rasa kemanusiaan dalam diri Herry.
Herry merasa dirinya superior karena dapat membawa agama sebagai alat yang menjadikannya predator yang kiranya tidak akan pernah mendapat maaf.
Sudah 77 tahun merdeka, tetapi ditemukan adanya sel kerangkeng yang menyandera dan menelan korban jiwa. Terlebih, pemiliknya adalah mantan Bupati nonaktif Langkat yang seharusnya adalah contoh teladan masyarakat.
Dengan alibi sebagai upaya rehabilitasi, sel kerangkeng tersebut menjadi saksi bisu atas penganiayaan dan perbudakan terhadap para pekerja sawit. Selain itu, kejahatan yang dilakukan oleh pemilik sel seperti mengajak Indonesia ke era sebelum kemerdekaan.
Sebuah tindakan kontradiktif dengan Pembukaan UUD 1945 yang diproklamasikan oleh Ir. Soekarno, yaitu “Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”.
Dengarkan investigasi-investigasi eksklusif dan menarik lainnya yang dilakukan Aiman dalam siniar Aiman Witjaksono.
Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya. Akses sekarang juga episode “Sekaratnya Rasa Kemanusiaan di Indonesia” melalui tautan berikut. https://dik.si/aiman_peduli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.