Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Uang Puluhan Juta Rupiah Raib Dimakan Rayap, Apakah Bisa Ditukar ke BI?

Kompas.com - 14/09/2022, 13:05 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

"Kita cuma dapatnya sedikit. Jadi tidak punya kepikiran menabung di bank. Setiap dapat rezeki sedikit, penginnya gampang saya masukkan ke celengan," tuturnya.

Namun, usai mengetahui uang tabungannya raib dilahap rayap, Samin hanya bisa pasrah.

Baca juga: Cara Tukar Uang Rusak via Laman pintar.bi.go.id

Apakah uang bisa ditukar?

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo mengatakan, Bank Indonesia (BI) akan mengganti uang masyarakat yang rusak apabila uang tersebut diakui keasliannya dan luas uang itu minimal harus 2/3 dari ukuran aslinya.

"Jadi Bank Indonesia itu akan mengganti uang asli yang rusak, tapi tidak bisa mengganti uang palsu maupun uang hilang," ujarnya kepada Kompas.com (14/9/2022).

Artinya, dalam kasus yang dialami Samin itu, Joko memastikan bahwa Bank Indonesia akan mengganti uang yang rusak apabila ukurannya memenuhi syarat, yakni 2/3 dari ukuran sebenarnya.

Oleh karena itu, Nugroho menganjurkan agar Samin menyusun uang tersebut untuk memastikan apakah masing-masing lembar uang itu bisa ditukar.

"Langkah yang pertama harus dilakukan adalah harus menyusun uang ini, terus kemudian nanti diukur apakah dia 2/3 atau tidak," ungkapnya.

Meskipun demikian, Nugroho memahami bahwa menyusun uang yang sudah dimakan rayap bukan perkara yang mudah.

Baca juga: Syarat dan Cara Penukaran Uang Rusak di Bank Indonesia

Disusun untuk menentukan jumlah penukaran

Lebih lanjut, Nugroho menambahkan bahwa penyusunan uang yang dimakan rayap itu penting untuk dilakukan. Sebab, uang yang berhasil disusun dan memenuhi syarat itulah yang akan menjadi nominal besaran penukaran uang oleh Bank Indonesia.

"Kenapa harus disusun? Karena untuk memastikan berapa uang yang bisa diganti," terangnya.

"Karena kalau uang itu sudah hilang dimakan rayap, maka tidak bisa diganti," tandas Nugroho.

Sebaliknya, Joko mengatakan, apabila uang yang dimakan rayap itu rusak maka uang tersebut masih bisa diganti oleh Bank indonesia.

"Syaratnya ketika disusun minimal harus 2/3 luasannya. Nanti kalau bisa 2/3 akan diganti penuh dengan uang baru," ucap Nugroho.

Apabila penyusunan lembaran uang tersebut sudah selesai, Samin bisa membawanya ke Bank Indonesia untuk dilakukan pengecekan lembaran uang mana saja yang bisa diproses untuk ditukar dengan uang baru.

Baca juga: Ingin Tukar Uang Rusak Jelang Lebaran? Simak Syarat dan Ketentuannya

Syarat penukaran uang rusak

Dikutip dari laman Bank Indonesia, berikut syarat yang harus dipenuhi agar uang yang rusak bisa ditukar:

1. Uang rupiah kertas rusak

Penggantian uang rusak diberikan dengan nilai yang sama dengan nilai nominalnya apabila memenuhi seluruh persyaratan berikut:

  • Fisik uang rupiah kertas lebih besar dari 2/3 (dua pertiga) ukuran aslinya
  • Ciri uang rupiah dapat dikenali keasliannya
  • Uang rupiah kertas rusak/cacat masih merupakan satu kesatuan dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap
  • Uang rupiah kertas rusak/cacat tidak merupakan satu kesatuan dan kedua nomor seri pada uang rupiah kertas rusak tersebut lengkap dan sama;
  • Apabila fisik uang rupiah kertas sama dengan atau kurang dari 2/3 (dua pertiga) ukuran aslinya, tidak diberikan penggantian.

2. Uang rupiah logam rusak

Penggantian uang rusak diberikan dengan nilai yang sama dengan nilai nominalnya apabila memenuhi seluruh persyaratan berikut:

  • Fisik uang rupiah logam lebih besar dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya
  • Ciri uang rupiah dapat dikenali keasliannya
  • Apabila fisik uang rupiah logam sama dengan atau kurang dari 1/2 (satu perdua) ukuran aslinya, tidak diberikan penggantian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com