Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Terkadang, kasus-kasus pembunuhan memiliki pelaku yang teduga. Memiliki titel atau uang yang banyak pun tak menghentikan seseorang jika ingin melakukan aksi keji itu.
Dalam siniar Tinggal Nama musim ketiga bertajuk “Mobil Wolseley yang Dikuntit Ford Sedan [Pt. 1]” dikisahkan bahwa ada kasus penculikan yang berawal dari penguntitan. Peristiwa itu pun menjadi misteri karena identitas pelakunya belum ditemukan.
Lantas, siapakah pelakunya? Apakah ia berasal dari orang yang memiliki kuasa?
Di dunia, kasus pembunuhan dengan pelaku orang kaya cukup sering terjadi. Bahkan, terkadang, mereka bisa dengan mudah menuntaskannya karena menggunakan kekuatan uang yang dimiliki. Lantas, siapa saja mereka?
Pada 3 Februari 2003, polisi menemukan tubuh Lana Clarkson duduk meringkuk di kursi rumahnya. Saat ditemukan, kondisinya memperlihatkan bahwa wanita itu tewas karena ditembak di mulut dengan sebuah revolver blue-steel .38 Colt.
Ternyata, Clarkson tewas di tangan Phil Spector, yang merupakan produser band ternama, The Beatles. Pada malam kematiannya, Clarkson baru saja pergi dengan Spector. Setelah sampai rumah, sopirnya, De Souza mendengar suara tembakan.
Setelah polisi tiba di tempat kejadian, Spector langsung diminta untuk menunjukkan tangannya. Namun, ia terus memberontak karena tak kunjung melakukan apa yang diperintahkan.
Baca juga: 5 Miliader yang Terbunuh Secara Tragis
Bahkan, dalam persidangan, Spector mengaku bahwa peristiwa kematian Clarkson adalah kecelakaan. Sayangnya, kesaksiannya itu sia-sia. Setelah penyelidikan yang berlangsung selama enam bulan, Spector secara resmi didakwa pada November 2003.
Leopold dan Loeb merupakan pasangan yang hebat dalam hal akademis dan berasal dari keluarga terpandang. Akan tetapi, sayangnya, mereka kurang mampu menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
Leopold pun terpikat dengan ketampanan dan cara berpikir Loeb. Sementara Loeb akhirnya menemukan pasangan yang tepat untuk merealisasikan fantasinya. Loeb lantas mengajak Leopold untuk menyusun skema pembunuhan.
Setelah tujuh bulan menyusun rencana, Loeb dan Leopold benar-benar melancarkan aksinya. Mereka pun menyewa mobil dengan nama palsu, mengganti plat nomornya, dan mencari target secara acak.
Korban malang itu adalah Bobby Franks. Setelah diminta naik ke mobil, keduanya langsung menghabisi nyawa Franks dan menyiram wajahnya dengan air keras agar tak ada yang mengenalinya.
Saat hendak membuang mayat Franks, Loeb menghubungi ayah Franks yang ternyata langsung melapor polisi. Tanpa perlawanan berarti, Loeb tiba-tiba mengakui aksinya saat diinterogasi. Dia menuding Leopold sebagai dalang dari pembunuhan tersebut.
Keluarga Leopold dan Loeb lantas merekrut pengacara terbaik untuk menyelamatkan keduanya di persidangan. Pada 24 September 1924, keduanya dihukum penjara seumur hidup lantaran aksi pembunuhannya.