Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

3 Kasus Pembunuhan dengan Pelaku Miliarder

Kompas.com - 12/09/2022, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Terkadang, kasus-kasus pembunuhan memiliki pelaku yang teduga. Memiliki titel atau uang yang banyak pun tak menghentikan seseorang jika ingin melakukan aksi keji itu.

Dalam siniar Tinggal Nama musim ketiga bertajuk “Mobil Wolseley yang Dikuntit Ford Sedan [Pt. 1]” dikisahkan bahwa ada kasus penculikan yang berawal dari penguntitan. Peristiwa itu pun menjadi misteri karena identitas pelakunya belum ditemukan.

Lantas, siapakah pelakunya? Apakah ia berasal dari orang yang memiliki kuasa?

Di dunia, kasus pembunuhan dengan pelaku orang kaya cukup sering terjadi. Bahkan, terkadang, mereka bisa dengan mudah menuntaskannya karena menggunakan kekuatan uang yang dimiliki. Lantas, siapa saja mereka?

Phil Spector

Pada 3 Februari 2003, polisi menemukan tubuh Lana Clarkson duduk meringkuk di kursi rumahnya. Saat ditemukan, kondisinya memperlihatkan bahwa wanita itu tewas karena ditembak di mulut dengan sebuah revolver blue-steel .38 Colt.

Ternyata, Clarkson tewas di tangan Phil Spector, yang merupakan produser band ternama, The Beatles. Pada malam kematiannya, Clarkson baru saja pergi dengan Spector. Setelah sampai rumah, sopirnya, De Souza mendengar suara tembakan.

Setelah polisi tiba di tempat kejadian, Spector langsung diminta untuk menunjukkan tangannya. Namun, ia terus memberontak karena tak kunjung melakukan apa yang diperintahkan.

Baca juga: 5 Miliader yang Terbunuh Secara Tragis

Bahkan, dalam persidangan, Spector mengaku bahwa peristiwa kematian Clarkson adalah kecelakaan. Sayangnya, kesaksiannya itu sia-sia. Setelah penyelidikan yang berlangsung selama enam bulan, Spector secara resmi didakwa pada November 2003.

Richard Loeb dan Nathan Leopold

Leopold dan Loeb merupakan pasangan yang hebat dalam hal akademis dan berasal dari keluarga terpandang. Akan tetapi, sayangnya, mereka kurang mampu menjalin hubungan sosial dengan orang lain.

Leopold pun terpikat dengan ketampanan dan cara berpikir Loeb. Sementara Loeb akhirnya menemukan pasangan yang tepat untuk merealisasikan fantasinya. Loeb lantas mengajak Leopold untuk menyusun skema pembunuhan.

Setelah tujuh bulan menyusun rencana, Loeb dan Leopold benar-benar melancarkan aksinya. Mereka pun menyewa mobil dengan nama palsu, mengganti plat nomornya, dan mencari target secara acak.

Korban malang itu adalah Bobby Franks. Setelah diminta naik ke mobil, keduanya langsung menghabisi nyawa Franks dan menyiram wajahnya dengan air keras agar tak ada yang mengenalinya.

Saat hendak membuang mayat Franks, Loeb menghubungi ayah Franks yang ternyata langsung melapor polisi. Tanpa perlawanan berarti, Loeb tiba-tiba mengakui aksinya saat diinterogasi. Dia menuding Leopold sebagai dalang dari pembunuhan tersebut.

Keluarga Leopold dan Loeb lantas merekrut pengacara terbaik untuk menyelamatkan keduanya di persidangan. Pada 24 September 1924, keduanya dihukum penjara seumur hidup lantaran aksi pembunuhannya.

Issei Sagawa

Issei Sagawa dilahirkan dalam keluarga yang sangat berkecukupan pada April 1949 di Jepang. Meskipun terlahir normal, ia memiliki kelainan mental. Sejak kecil, ia bahkan mengaku ingin memakan daging manusia.

Hal itu berlangsung sampai dia dewasa. Ketika berusia 28 tahun, Sagawa mulai menyewa pelacur saat orangtuanya sedang pergi. Ia menyewa mereka untuk membunuhnya, tetapi ketakutan setiap kali ingin melancarkan aksinya.

Baca juga: Ciptakan Personal Branding agar Bisnis Trending

Hingga akhirnya pada musim panas 1981, Sagawa yang berusia 32 tahun pindah ke Paris. Pria itu pun langsung meyakinkan teman sekelasnya, Rene Hartevelt, untuk datang ke tempatnya.

Saat Hartevelt mulai membaca puisi, Sagawa menyelinap di belakangnya dengan senapan dan menembak lehernya. Setelah melakukan aksinya, Sagawa sempat pingsan. Begitu bangun, ia mulai memperkosa mayatnya.

Bahkan, ia mencoba memakan tubuh wanita malang itu dengan giginya. Namun, karena tak sanggup melakukannya, Sagawa akhirnya membeli pisau daging.

Selama dua hari itu, ia memakan tubuh Hartevelt dan mencoba membuang sisanya ke danau. Aksinya itu pun langsung diketahui polisi.

Saat tahu anaknya akan menjalani persidangan, ayahnya rela membayar pengacara untuk membebaskan Sagawa. Namun, setelah dua tahun menunggu, pengadilan memutuskan untuk menempatkannya di rumah sakit jiwa.

Dengarkan kisah kriminal lainnya dalam balutan drama audio hanya melalui siniar Tinggal Nama di Spotify. Di sana, ada pula reka ulang kisah hidup para tokoh nasional yang mampu membuatmu terpukau!

Ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut https://dik.si/tn_mobilwolseley.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com