Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kasih Sayang Ayah

Kompas.com - 27/08/2022, 07:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERBENDAHARAAN istilah bernuansa gender dalam Bahasa Indonesia membuktikan bahwa sejak dahulu kala bangsa di Nusantara memang lebih mengutamakan perempuan ketimbang lelaki. Maka tidak ada istilah "bapak kota", "bapak jari", "hari kartono" atau "bapak pertowo".

Di dalam teks lagu "Indonesia Raya" tidak ada kalimat “Jadi Pandu Ayahku”, juga di dalam "Indonesia Pusaka" tidak ada lirik “Dibelai Dibesarkan Ayah”.

Sementara sampai kini, Melly Guslaw tidak pernah menggubah lagu indah dengan judul “Ayah”. Kecuali Ebiet sempat mengharubiru perasaan mereka yang masih punya perasaan dengan lagu “Titip Rindu Buat Ayah”.

Tanpa sedikit pun mengurangi rasa terima kasih saya kepada Ibu saya, sebenarnya saya dapat merasakan betapa besar pengorbanan jiwa raga Ayah saya dalam berjuang demi memberikan kehidupan yang sejahtera bagi istri dan kedua anaknya, termasuk saya.

Di sisi lain, saya juga sempat menyaksikan kasih-sayang yang dipersembahkan seorang ayah bernama Osmar Semesta Susilo kepada putrinya bernama Elsa Briella Susilo.

Baca juga: Main Piano di Konser Natal, Kate Middleton Pamer Bakat Musik Terpendam

Osmar Semesta Susilo adalah seorang sarjana hubungan internasional alumnus Universitas Edith Cowan, Australia, yang kini mencari nafkah bagi keluarganya sebagai pimpinan sebuah lembaga non-profit di Indonesia. Sebagai anggota generasi milineal, semula Osmar sama sekali bukan penggemar musik klasik karena jauh lebih gemar jenis musik yang terkini-kinian.

Namun setelah menikah dan sadar bahwa dirinya memiliki tanggung jawab sebagai seorang ayah terhadap putrinya, mendadak terjadi perubahan psikokultural secara cukup drastis pada batin dan perilaku Osmar Semesta Sulilo.

Osmar yang semula tidak suka musik klasik mendadak memaksakan diri untuk pada usia 35 tahun belajar main pianofote khusus untuk menampilkan karya-karya musik klasik yang digubah para pencipta masyik abadi.

Saya menyaksikan dengan mata dan mendengar dengan telinga di kepala saya sendiri bagaimana Osmar babak belur jatuh bangun merentang otot dan membanting tulang jari-jermari sambil memeras keringat, air mata, dan darah untuk belajar main piano dengan mempergelar karya Menuet sebagai karya nomor satu Anna Magdalena Bach Notenbuchlein mahakarya Johann Sebastian Bach.

Dengan dukungan kesabaran dan ketekunan seorang guru piano bernama Lea Novianti Handoyo yang pada masa pagebluk memberikan pelajaran secara daring.

Bahkan Osmar sempat mempergelar Menuet dalam G mahakarya Bach tersebut di panggung konser dengan memperoleh sambutan tepuk-tangan gemuruh gegap-gempita oleh hadirin, termasuk istri dan putri tunggal Osmar, Elsa Briella Susilo yang baru berusia belum genap dua tahun.

Demi anak

Akibat merasakan sentuhan sukma ketulusan dalam permainan piano Osmar menampilkan Menuet dalam G besar mahakarya Bach di Jakarta, lubuk sanubari saya merasa tidak kalah tergetar seperti tatkala menyaksikan permainan piano kakek-guru saya, Wilhelm Kempf, menampilkan Piano Sonata dalam C kecil mahakarya Schubert di Berlin.

Saya benar-benar takjub atas gelora semangat Osmar untuk belajar memainkan alat musik pianoforte mulai dari titik nol pada usia sudah di atas ambang batas maksimal untuk ideal mulai belajar main piano.

Baca juga: Anak Penjual Air Isi Ulang Ini Coba Pecahkan Rekor Dunia Main Piano dengan Mata Tertutup

Bahkan rasa takjub saya berubah menjadi terharu ketika saya menanyakan alasan Osmar mendadak belajar main piano pada usia tidak muda lagi.

Sambil tersenyum Osmar menjawab bahwa dia gigih belajar main piano dengan harapan bisa menjadi suri teladan nyata bagi putrinya agar putrinya juga mau belajar main piano sebab siapa tahu Elsa Briella Susilo akan menjadi seorang pianis hebat di masa depan.

Selamat berjuang Osmar Semesta Susilo dalam mengejawantahkan kasih-sayang seorang ayah kepada Elsa Briella Susilo menjadi kenyataan! Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com