Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Membela Kehormatan Wage Rudolf Soepratman

Kompas.com - 18/08/2022, 08:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEJAK dipergelar-perdanakan oleh seorang pemuda Indonesia bernama Wage Rudolf Soepratman pada 28 Oktober 1928 pada penyelenggaraan Konggres Pemuda ke II di Batavia yang kini disebut Jakarta, tampaknya kaum penjajah sudah menyadari bahwa lagu Indonesia Raya mengandung potensi dahsyat yang sangat berbahaya menggelorakan semangat pemberontakan terhadap penjajahan Belanda.

Jika hal itu sampai menjadi kenyataan, pasti akan makin mempersulit upaya kaum penjajah menjajah masyarakat yang dijajah. Maka kaum penjajah pada masa itu langsung melakukan berbagai tindakan untuk mencegah jangan sampai lagu Indonesia Raya menjadi makin popular di kalangan generasi muda masyarakat Hindia-Belanda.

Baca juga: Biografi WR Supratman: Pencipta Lagu Indonesia Raya

Dituding menjiplak Marselleise, bahkan Pinda-Pinda Leka Leka

Tindakan mengeliminir lagu Indonesia Raya cukup kreatif, beraneka ragam, mulai dari memaklumatkan larangan lagu tersebut diperdengarkan di depan umum sampai ke upaya melecehkan lagu Indonesia Raya sebagai jiplakan WR Supratman terhadap lagu kebangsaan Prancis, Marselleise, bahkan sekedar lagu pop Belanda Pinda-Pinda Leka Leka.

Sebagai seorang yang sedikit mengerti, sebab sempat di Jerman belajar maupun mengajar ilmu harmoni serta ilmu sintaksa terhadap kalimat musik yang terkandung pada melodi maupun ilmu irama dan birama, saya akui bahwa Indonesia Raya dengan Marselleise memiliki dua kesamaan.

Di mana dua-duanya adalah kesamaan dalam ditulis bukan pada titinada pentatonik namun diatonis serta kesamaan bahwa kedua lagu kebangsaan itu sama-sama dianjurkan oleh masing-masing penggubahnya untuk ditampilkan dalam irama bukan walsa atau tango, tetapi mars.

Di luar kesamaan itu, sama sekali tidak ada kesamaan lainnya apalagi lirik Marselleise ditulis dalam bahasa Prancis sementara lirik Indonesia Raya ditulis dalam bahasa Indonesia yang pada masa itu masih disebut sebagai bahasa Melayu.

Jika penggunaan titinada diatonik dianggap sebagai bukti penjiplakan berarti Mahler menjiplak Brahms menjiplak Beethoven menjiplak Mozart menjiplak Bach menjiplak Vivaldi dan seterusnya dan selanjutnya.

Upaya mendisreditkan Indonesia Raya dengan menuduh Wage Rodolf R Soepratman menjiplak lagu pop Belanda Pinda-Pinda Lekka-Lekka jelas merupakan upaya pembunuhan karakter kebudayaan secara tidak adil, maka tidak beradab akibat kaum penjajah sudah panik dirongrong ketakutan terhadap lagu Indonesia Raya.

Sama halnya kaum penjajah berupaya membunuh karakter kebudayaan terhadap warisan kebudayaan Nusantara lainnya yang dianggap potensial mempersulit upaya menjajah masyarakat Hindia-Belanda yang kini disebut Indonesia seperti keris, wayang, gamelan, jamu.

Mungkin akibat daya dengar saya sudah merosot tajam sebab usia saya sudah di atas 70 tahun maka saya tidak mampu mendengar persamaan lagu Indonesia Raya dengan Pinda-Pinda Lekka-Lekka, kecuali tiga nada awal yang terdiri dari mi, fa, dan sol. Pada nada keempat langsung melodi bergerak ke arah saling berlawanan di mana melodi Indonesia Raya bergerak ke atas ke nada mi satu oktaf lebih tinggi ketimbang mi pertama.

Baca juga: WR Supratman: Asal, Pendidikan, Karya, dan Alasan Menciptakan Lagu Indonesia Raya

Sementara melodi Pinda-Pinda Lekka-Lekka bergerak di tempat karena sol sebagai nada ketiga ternyata tetap pada sol sebagai nada keempat.

Lalu melodi Indonesia Raya lanjut dengan mi-re-re-do-sol sementara melodi Pinda-Pinda Lekka-Lekka lanjut dengan mi-re-do-do lalu koma. Lalu melodi Indonesia Raya lanjut dengan mi-re-re-do-sol sementara melodi Pinda-Pinda Lekka-Lekka lanjut dengan mi-re-do-do lalu koma.

Sampai di situ bisa saja ada yang bilang bahwa melodi Indonesia Raya mirip melodi Pinda-Pinda Lekka-Lekka tetapi terlalu lebay apabila Indonesia Raya dituduh menjiplak Pinda-Pinda Lekka-Lekka.

Selanjutnya untaian nada dalam notasi angka pada Indonesia Raya adalah 5 5 6 5 4 3 2 sementara Pinda-Pinda Lekka-Lekka 7 1 2 2 2 1 7 yang secara deretan angka tidak mengandung persamaan kecuali angka 2 .

Di samping itu fakta juga membuktikan bahwa Pinda-Pinda Leka-Leka didendangkan dalam bahasa Belanda, berarti bukan dijiplak Indonesia Raya yang dinyanyikan dalam bahasa Indonesia.

Merasa bangga

Apabila masih ada pihak di masa kini masih mau menghina pencipta lagu kebangsaan bangsa saya, maka saya siap melawan penghinaan tersebut sampai tetes darah musik penghabisan mengalir di dalam jiwa raga saya.

Sampai akhir hayat dikandung badan, saya tetap merasa bangga, bahagia dan terharu pada saat menyanyikan lagu kebangsaan negara saya yaitu Indonesia Raya dengan melodi maupun lirik yang bukan dijiplak tetapi asli ditulis oleh Wage Rudolf Soepratman: Indonesia tanah airku, Tanah tumpah darahku, Di sanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku, Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan Tanah Airku, Marilah kita berseru, Indonesia bersatu, Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, Rakyatku semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya, Indonesia Raya, Merdeka, Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta, Indonesia Raya, Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya, Indonesia Raya, Merdeka Merdeka, Tanahku negriku yang kucinta, Indonesia Raya, Merdeka Merdeka, Hiduplah Indonesia Raya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Penjelasan UI soal UKT yang Mencapai Rp 161 Juta

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Minum Teh Setelah Makan?

Tren
Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com