Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Perilaku Klepto, Ambil Barang untuk Mengurangi Kecemasan, Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 15/08/2022, 20:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Ambil barang justru memperparah perilaku klepto

Sementara itu, jika seseorang yang menderita klepto tidak bisa menahan diri ketika kecemasan itu muncul, maka dia akan terus mengutil atau mengambil barang milik orang lain tanpa izin.

Christin menyampaikan, perbuatan mengutil itu jika dibiarkan justru akan memperparah perilaku klepto, meski kecemasan penderita jadi berkurang.

"Keinginan klepto (setelah ambil barang) jadi bertambah, dan kecemasannya agak berkurang, tapi efek setelahnya malah justru makin ada gangguan," ujar dia.

Namun, sekali lagi Christin mengingatkan, orang klepto biasanya mengambil barang-barang yang tidak ia butuhkan dan barang yang tidak berharga.

Baca juga: Hotman Paris: Ibu yang Curi Cokelat di Alfamart Juga Mencuri Sampo

Penyebab klepto

Menurut Christin, ada beberapa macam penyebab seseorang bisa muncul perilaku klepto.

Pertama, karena adanya trauma di kepala sehingga syaraf di otak mengalami gangguan.

Kedua, orang tersebut tidak bisa mengatasi persoalan-persoalan yang tidak dia sadari.

Sementara itu, setiap manusia tentu mengalami persoalan atau permasalahan masing-masing, hanya saja bagaimana cara dia merampungkan persoalan tersebut yang berbeda-beda.

Atau sebaliknya, justru ada orang yang belum bisa merampungkan persoalan, namun kecemasan yang muncul berimbas pada perilaku lain, selain klepto.

"Jadi, mengapa orang lain tidak klepto? Karena orang lain mengalami gangguan beda, jika orang itu ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, maka gangguan atau potensi gangguan itu muncul," ujar Christin.

"Munculnya beda-beda, misalnya OCD, depresi, ada juga yang klepto, dan lainnya," kata dia.

Baca juga: 5 Fase Kehilangan: Menyangkal, Depresi, hingga Menerima

Apakah klepto bisa sembuh?

Di samping itu, Christin mengatakan bahwa perilaku klepto sebetulnya bisa disembuhkan atau diobati.

Caranya, bawa pasien ke dokter spesialis kejiwaan untuk menanyakan apakah ada obat dari farmakologi yang direkomendasikan untuk dikonsumsi.

Jika seseorang memiliki perilaku klepto, bisa juga dengan mengalihkan rasa kecemasan yang menjadi pemicu sikap mengutil itu. Pengalihan bisa dengan mengerjakan sesuatu yang menarik atau melakukan hobi.

"Meski awalnya terasa tidak nyaman bagi penderita, namun, hal itu jika dilakukan secara rutin atau disadarkan maka lama-kelamaan akan terbiasa," ujar Christin.

Sementara itu, lingkungan juga berperan dalam pengobatan atau pengurangan perilaku klepto pada seseorang.

Christin mengatakan, jika ada orang klepto, maka jangan dibiarkan atau dimaklumi.

Tetapi, kita bisa menanyakan kepada penderita, ada masalah apa yang dihadapi, dan tawarkan bantuan, jangan dimaklumi terus.

Sebab, dengan pemakluman ini akan memperparah perilaku klepto, dan orang klepto akan merasa dilindungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com