Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Antara Loyalitas Keilmuan dan Loyalitas Lembaga, Model Kerja Dokter di AS

Kompas.com - 05/08/2022, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Untuk yang mencari jalan aman AMA memang tempatnya. Biasanya, para pengacara AMA menggunakan panduan sebagai alat pelindung. Namun stigma dokter yang tidak terlalu cerdas jadi melekat.

Masyarakat AS yang terbuka dan kritis tentu saja lebih memilih dokter-dokter yang tergabung dengan AAPS.  Hingga seringkali terjadi fraud, mengaku sebagai fellow dari AAPS padahal bukan. AAPS sendiri menjadi cenderung lebih selektif dalam penerimaan fellowship mereka.

Bagaimana di Indonesia

Gambaran situasi organisasi profesi kedokteran di AS menjadi pembanding situasi di Indonesia. Apalagi saat ini IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sebagai organisasi pertama dan tertua mulai mendapat tantangan dari PDSI (Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia). Meski PDSI sendiri belum terlalu terlihat kiprahnya. Apakah akan mengikuti pola AAPS di AS ataukah obral perlindungan seperti halnya AMA.

Mudah-mudahan ada perbedaan pendekatan keilmuan dari PDSI, sehingga memberikan alternatif bagi masyarakat. Masyarakat bebas memilih dokter sesuai dengan kehendaknya. Ataukah PDSI akan menyatu kembali dengan IDI begitu persoalan diantara pengurusnya dengan IDI selesai. Entahlah.

Apakah masyarakat akan menerima pelayanan kesehatan yang lebih baik. Entahlah. Dengan kehadiran PDSI, apakah akan ada alternatif pendekatan pelayanan yang berbeda. Entahlah.

Yang dipelosok cuma bisa mendengar dan menonton. Salam hormat persaudaraan untuk semua sejawat. Tetap bersaudara walau beda visi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com