Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Booster Kedua Mulai Disuntikkan, Jenis Vaksin Apa yang Direkomendasikan?

Kompas.com - 02/08/2022, 12:34 WIB
Diva Lufiana Putri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksin booster kedua atau vaksin dosis keempat disuntikkan kepada tenaga kesehatan (nakes) mulai Jumat, 29 Juli 2022.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi booster kedua bertujuan menambah kekebalan tubuh atau imunitas terhadap virus corona.

Pasalnya, imunitas dari vaksin ketiga atau booster telah menurun dalam kurun waktu enam bulan sejak disuntikkan.

"Vaksin keempat sekarang sudah kita bagi, kita utamakan nakes dulu. Karena sekarang sudah enam bulan, data menunjukkan imunitas menjadi menurun," ujar Budi, seperti diberitakan Kompas.com (27/7/2022).

Baca juga: Kapan Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Dilakukan pada Masyarakat Umum?

Lantas, apa jenis vaksin Covid-19 yang direkomendasikan untuk vaksinasi booster kedua?

Rekomendasi jenis vaksin

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Surat Edaran Nomor SR.02.06/C/3632/2022 tertanggal 29 Juli 2022 memberikan rekomendasi jenis vaksin untuk vaksinasi booster kedua.

Tertulis, jenis vaksin untuk vaksinasi dosis penguat kedua sesuai rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI). 

Vaksin tersebut antara lain Astra Zeneca, Pfizer, Moderna, Sinopharm, serta Sinovac.

Baca juga: Menilik Aturan soal Adanya Kasus Covid-19 di Sekolah, Berapa Lama KBM Diberhentikan?

Meski demikian, pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman secara khusus merekomendasikan jenis vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) dan protein.

Menurut dia, jenis vaksin ini masih efektif meredam laju penyebaran subvarian Omicron BA.5 yang kini tengah menyebar.

"(Rekomendasi) Jenis vaksin booster kedua atau dosis keempat ini merujuk pada kondisi, tantangan subvarian BA.5 yang lebih bisa menembus proteksi dari vaksinasi," ujar Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/8/2022).

Dicky melanjutkan, vaksin tersebut antara lain berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna, serta vaksin berbasis protein seperti Novavax.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Vaksin lain masih bisa digunakan

PT. KAI Daop 1 Jakarta akan kembali membuka layanan vaksin Covid-19 gratis untuk penumpang kereta api di Stasiun Gambir dan Pasar Senen mulai Jumat (15/7/2022).Dok. Humas PT KAI Daop 1 Jakarta PT. KAI Daop 1 Jakarta akan kembali membuka layanan vaksin Covid-19 gratis untuk penumpang kereta api di Stasiun Gambir dan Pasar Senen mulai Jumat (15/7/2022).

Adapun jenis vaksin lain, Dicky mengatakan tetap bisa digunakan, tetapi perlindungan yang diberikan jauh lebih berkurang.

"Yang lain bukan artinya tidak berfungsi, tetapi sudah jauh berkurang dan ini yang membuat kenapa kita harus bisa mengupayakan memilih yang paling efektif," kata dia.

Oleh karena itu, bagi masyarakat yang mendapat vaksin selain Pzifer, Moderna, dan Novavax, ia menyarankan untuk mengencangkan protokol kesehatan termasuk 5 M.

5 M tersebut yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

"Tapi, kalau kita ingin lebih melakukan pemulihan aktivitas, paling kecil risiko, usahakan yang paling efektif itu ya tiga itulah yang jadi booster," imbuh Dicky.

Baca juga: Lokasi Vaksin Booster di Surabaya Hari Ini

Lihat dari jenis vaksin booster pertama

Merujuk SE Kemenkes Nomor SR.02.06/C/3632/2022, jenis vaksin untuk booster kedua harus disesuaikan dengan jenis vaksin booster pertama.

Berikut jenis dan dosis vaksin yang digunakan untuk vaksinasi booster kedua:

1. Booster pertama Sinovac

Jika vaksin booster pertama menggunakan Sinovac, jenis vaksin booster kedua menggunakan:

  • Astra Zeneca: separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer: separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Moderna: dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinopharm: dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
  • Sinovac: dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Baca juga: Alasan Pemerintah Akan Jadikan Sinovac sebagai Vaksin Booster

Panduan lengkap mix vaksin booster Sinovac dan AstraZenecascreenshoot Panduan lengkap mix vaksin booster Sinovac dan AstraZeneca

2. Booster pertama Astra Zeneca

Masyarakat yang menggunakan Astra Zeneca saat vaksinasi booster pertama dapat menggunakan vaksin berikut sebagai booster kedua:

  • Moderna: separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Pfizer: separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
  • Astra Zeneca: dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

3. Booster pertama Pfizer

Jika vaksin booster pertama adalah Pfizer maka menggunakan jenis vaksin:

  • Pfizer: dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
  • Moderna: separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
  • Astra Zeneca: dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Baca juga: Kapan Vaksin Booster Diberlakukan sebagai Syarat Mobilitas Masyarakat?

4. Booster pertama Moderna

Jika vaksin booster pertama menggunakan Moderna, jenis vaksin booster kedua yang digunakan:

  • Moderna: separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml

5. Booster pertama Sinopharm

Masyarakat yang menggunakan Sinopharm saat vaksinasi booster pertama dapat menggunakan jenis vaksin:

  • Sinopharm: dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml

Baca juga: Efek Samping Vaksin Booster Moderna, dari Nyeri sampai Kelelahan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Vaksin Moderna

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com