Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Kasus dan Proses Otopsi Ulang Jenazah Brigadir J

Kompas.com - 28/07/2022, 09:03 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proses pengusutan penyebab kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli lalu terus dilakukan sejumlah pihak.

Terbaru, aparat kepolisian dan pihak terkait melakukan ekshumasi dan otopsi ulang terhadap makam dan jasad Brigadir Brigadir J di Jambi, pada Rabu (27/7/2022).

Ekshumasi adalah proses pembongkaran kembali kuburan oleh pihak berwenang untuk keperluan identifikasi jenazah.

Terutama apabila kematiannya menyangkut kasus hukum atau dicurigai akibat kasus pembunuhan.

Baca juga: Dugaan-dugaan di Balik Kasus Polisi Tembak Polisi

Berikut ini perkembangan terkait kasus dugaan polisi tembak polisi dan proses forensik terhadap jenazah Brigadir J:

Kasus naik ke tahap penyidikan

Proses ekshumasi dan otopsi ulang dilakukan akibat dugaan adanya tindak pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Pihak keluarga meyakini bahwa Brigadir J meninggal bukan karena kejadian tembakan sebagaimana dijelaskan Polri sebelumnya, namun karena dibunuh.

Keyakinan itu datang akibat banyaknya bekas luka yang mereka saksikan ada di jasad Brigadir J, saat jenazah diserahkan pihak kepolisian kepada keluarga.

Baca juga: Teka-teki Dugaan Kasus Polisi Tembak Polisi

Hingga saat ini, kepolisian memang masih terus melakukan penyelidikan untuk bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada kasus ini.

Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri pun telah menaikkan kasus dugaan pembunuhan berencana ke tahap penyidikan.

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan, naiknya status perkara dugaan pembunuhan berencana Brigadir J ke penyidikan berdasarkan hasil gelar perkara.

Kendati demikian, ia tidak membeberkan lebih lanjut mengenai perkembangan dan hasil dari gelar perkara dari kasus tersebut.

Baca juga: Update Kasus Dugaan Polisi Tembak Polisi, Komnas HAM Kantongi Catatan Signifikan soal Luka di Tubuh Brigadir J

Proses ekshumasi melibatkan Komnas HAM

Lokasi otopsi di RS Sungai Bahar dipasang garis polisi, agar warga yang antusias melihat tidak mengganggu tim dokter forensik yang sedang bekerja, Rabu (27/7/2022).KOMPAS.com/SUWANDI Lokasi otopsi di RS Sungai Bahar dipasang garis polisi, agar warga yang antusias melihat tidak mengganggu tim dokter forensik yang sedang bekerja, Rabu (27/7/2022).

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan, proses ekshumasi dilakukan pada Rabu (27/7/2022) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sungai Bahar Unit 1 Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, di mana jenazah dikebumikan.

Tim yang bertugas diberangkatkan sehari sebelumnya, Selasa (26/7/2022).

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) juga termasuk pihak yang dilibatkan.

Menurut Dedi, keputusan itu diambil usai melakukan komunikasi antara Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum), pengacara keluarga Brigadir J, Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia, beserta sejumlah pakar forensik.

Baca juga: Link Live Streaming Otopsi Ulang Brigadir J dalam Kasus Polisi Tembak Polisi

Pada hari H, ekshumasi dilakukan pada pagi hari, tepatnya pada pukul 07.30 WIB.

Pada pukul 08.00 WIB, lima orang Pemuda Batak Bersatu (PBB) yang bertugas melakukan penggalian telah menemukan peti jenazah, dan pada pukul 08.35 WIB, peti jenazah berhasil diangkat.

Peti kemudian dibersihkan, dimasukkan ke dalam ambulans, dan dibawa ke rumah sakit lokasi otopsi.

Namun beberapa saat sebelum prosesi dilakukan, pihak keluarga terlebih dahulu menggelar doa yang dipimpin oleh Pendeta Victor Pangela.

Hadir di sana kedua orangtua, adik, kakak, dan anggota keluarga Brigadir J lainnya.

Pada momen itu, sang ibunda tampak menangis dan meminta tolong keadilan untuk anaknya yang ia yakini korban penyiksaan hingga terbunuh.

Baca juga: Perkembangan Kasus Dugaan Polisi Tembak Polisi, dari Luka Jerat di Leher hingga Otopsi Ulang

Otopsi ulang diawasi pihak eksternal dan independen

Peti jenazah Brigadir J berhasil diangkat. Keluarga dibantu PBB membersihkan peti jenazah Brigadir J dari tanah merah untuk dibawa ke RSUD Sungai Bahar untuk diotopsi oleh tim dokter forensik. Sebelumnya, pihak keluarga sempat membuka sedikit peti jenazah kemudian ditutup kembali.KOMPAS.com/SUWANDI Peti jenazah Brigadir J berhasil diangkat. Keluarga dibantu PBB membersihkan peti jenazah Brigadir J dari tanah merah untuk dibawa ke RSUD Sungai Bahar untuk diotopsi oleh tim dokter forensik. Sebelumnya, pihak keluarga sempat membuka sedikit peti jenazah kemudian ditutup kembali.

Setelah proses ekshumasi dilakukan, jenazah Brigadir J kemudian diotopsi ulang oleh tim kedokteran yang sudah disepakati antara Polri dan pihak keluarga sebelumnya.

Otopsi dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sungai Bahar, Muaro Jambi.

Sesampainya di RS, peti jenazah langsung dibawa ke tempat yang sudah disiapkan, garis polisi juga terpasang di sana.

Garis polisi dipasang untuk menghindari terganggunya proses forensik oleh warga yang antusias.

Proses otopsi ini dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia dan diawasi oleh pihak eksternal yang bersifat independen dan imparsial.

Baca juga: Viral, Video Anggota Berseragam Polantas Disebut Meminta Uang ke Sopir di Gerbang Tol Semanggi, Ini Kata Polisi

(Sumber: Kompas.com/Rahel Narda Chaterine, Suwandi | Editor: Kristian Erdianto, Icha Rastika, Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com