Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Peneliti BRIN dan BMKG soal Kenapa Cuaca Akhir-akhir Ini Dingin

Kompas.com - 28/07/2022, 06:05 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang memberikan penjelasan perihal hoaks unggahan viral yang menyebut cuaca dingin yang terjadi akhir-akhir ini diklaim dari dampak fenomena aphelion.

Andi mengatakan, fenomena aphelion memang terjadi ketika Bumi berjarak paling jauh dari Matahari.

Fenomena aphelion selalu terjadi pada Juli selama 200 terakhir sejak 1800.

Baca juga: Penyebab Suhu Dingin dan Daerah dengan Suhu Terdingin di Indonesia

Berbanding terbalik dengan aphelion, fenomena perihelion terjadi ketika Bumi berjarak dekat dengan Matahari.

Untuk perhelion, selalu terjadi pada Januari dalam 200 terakhir.

Kendati demikian, pihaknya menegaskan aphelion dan perihelion tidak berdampak pada penurunan atau kenaikan suhu di permukaan Bumi.

Baca juga: Apa Dampak Fenomena Aphelion 6 Juli 2021? Ini Penjelasan Lapan

Cuaca dingin karena faktor klimatologis

Ilustrasi suhu dinginShutterstock/fizkes Ilustrasi suhu dingin

Faktor klimatologis atau iklim, imbuhnya berpengaruh besar dalam perubahan suhu di suatu wilayah.

Selain itu, Andi juga menambahkan, aphelion dan perihelion tidak terjadi dalam waktu yang cukup lama. Namun hanya pada tanggal-tanggal tertentu.

"Hal ini dikarenakan orbit Bumi ikut mengitari Matahari, maka posisi perihelion pada orbit Bumi juga akan bergeser terhadap ekuinoks vernal atau perpotongan orbit Bumi dengan proyeksi katulistiwa pada bola langit," jelas dia, dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa BRIN.

"Fenomena ini disebut juga presisi apsidal, di mana setiap 50 tahun sekali, tanggal perihelion dan aphelion cenderung bergeser satu hari lebih lambat," lanjutnya.

Baca juga: Daerah yang Berpotensi Terjadi Fenomena Embun Es seperti Dieng

Analisis dari BMKG

Sementara itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin menjelaskan suhu dingin belakangan merupakan fenomena yang umum terjadi pada musim kemarau mulai Juli hingga September.

"Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur yang berasal dari Benua Australia," kata Miming, dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Menurutnya, wilayah Australia pada Juli-Agustus sedang berada dalam periode musim dingin.

Baca juga: 5 Kota Paling Dingin di Dunia, Mana Saja?

 

Tingginya pola tekanan udara itu menyebabkan terjadinya pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan Monsun Australia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com