Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Es Krim Haagen-Dazs dan Bahaya Paparan Etilen Oksida

Kompas.com - 21/07/2022, 09:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Bahaya etilen oksida

Temuan residu etilen oksida di dalam makanan merupakan isu baru yang mendapat notifikasi oleh EURASFF pada 2020.

Dikutip dari foodsafetynews, penambahan etilen oksida ke makanan bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kontaminasi mikrobiologi dengan Salmonella.

Namun, penggunaan bahan kimia tersebut tidak lagi diizinkan. Sebab, paparan etilen oksida dapat berakibat buruk pada kesehatan.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Lesi Otak seperti yang Diidap Ruben Onsu?

Bahaya paparan jangka pendek etilen oksida

Disadur dari laman United States Enviromental Protection Agency (21/7/2022), paparan jangka pendek terhadap konsentrasi tinggi etilen oksida dapat menimbulkan beragam masalah kesehatan, seperti:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Mual
  • Kelelahan
  • Iritasi pernapasan (batuk, sesak napas, mengi)
  • Muntah
  • Gangguan pencernaan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melalui laman resminya juga menyebutkan bahwa etilen dioksida dapat mengakibatkan:

  • Diare
  • Kesulitan bernapas
  • Kantuk
  • Mata dan kulit terbakar
  • Radang dingin
  • Efek reproduksi.

Baca juga: BPOM Stop Peredaran Kinder Joy, Begini Tindakan Alfamart dan Indomaret

Bahaya paparan jangka panjang etilen oksida

Pada Desember 2016, studi mengenai etilen oksida dilakukan terhadap pekerja yang dikaitkan langsung dengan peningkatan risiko kanker sel darah putih.

Hasil penelitian itu menunjukkan adanya peningkatan risiko kanker payudara pada pekerja wanita yang terpapar etilen oksida.

Dikutip dari National Cancer Institute, paparan etilen oksida dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker limfoma dan leukimia.

Paparan bahan kimia ini bisa terjadi melalui inhalasi dan makanan yang dikonsumsi.

Meskipun dilarang, Codex Allimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah WHO/FAO belum mengatur batas maksimal residu bahan kimia ini sehingga pengaturannya berbeda di tiap negara.

Baca juga: BPOM Temukan 41.709 Produk Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Jelang Lebaran, Ini Bahayanya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com