Jika dihubungkan pada konteks kunjungan Presiden Jokowi, seorang pemimpin yang walk the talk akan sangat dihargai oleh siapapun. ini dibuktikan dengan niat yang genuine, yang membuat beliau diterima dengan baik oleh kedua negara. Hanya Presiden Jokowi yang kunjungannya disambut dengan tangan terbuka oleh Ukraina dan Rusia, terlebih waktunya sangat berdekatan. Ini menunjukkan bahwa kedua negara melihat Indonesia sebagai negara yang bersahabat dengan niat yang tulus.
Salah satu hal penting lainnya yang bisa kita ambil adalah betapa Presiden Jokowi berani mengambil risiko. Berbicara pemimpin yang berani, Margie Warrell berpendapat, ada empat karakteristik dari pemimpin yang berani. Pertama, jenis keberanian yang mampu membedakan mana ketakutan yang imajiner, mana yang nyata. Kedua, jenis keberanian yang mendorong orang-orang untuk bersatu meraih tujuan yang baik serta mengakui ada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Ketiga, jenis yang tidak mengandalkan rasa takut untuk menggerakkan orang dan memenangkan suara. Terakhir, jenis yang memanfaatkan segala potensi untuk menghasilkan inovasi.
Mengunjungi negara konflik bukanlah tanpa risiko. Ada risiko tertembak peluru, sehingga bisa menjadikan Presiden sebagai salah satu korban. Namun tentunya, risiko tersebut telah diukur secara mendetail. Selain itu, ada kepentingan banyak orang yang dibawa Presiden Jokowi, sehingga membuat beliau harus berani mengambil langkah. Phillips & Phillips (2020) mengatakan bahwa di situasi yang tidak pasti, para pemimpin yang berani harus berada di tempatnya dan mengambil tindakan guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Selain itu, menurut pakar hukum internasional, Hikmahanto Juwana, Presiden Jokowi sebelum berkunjung telah mengumumkan kedatangannya.
Pengumuman ini tentunya diketahui oleh kedua negara, sehingga menurunkan risiko. Kemungkinan besarnya, jika Presiden Jokowi terluka, itu akan menjadi preseden buruk bagi Ukraina dan Rusia. Meskipun begitu, risiko tertembak pun masih menghantui, yang membuat situasi menjadi tidak pasti. Namun, kembali lagi, ketidakpastian itu bisa dikurangi dengan mengukur risiko dan keberhasilannya. Artinya, Presiden Jokowi juga berhadapan dengan ketidakpastiaan dan membutuhkan keberanian untuk menyambut situasi yang tidak pasti.
Baca juga: Ukraina Terkini: Putin Berucap Rusia Siap Terlibat dalam Negosiasi Damai
Meskipun kemungkinannya kecil untuk membuat kedua negara tersebut berdamai dalam waktu singkat, akan tetapi tetap harus diusahakan. Terlebih hubungannya dengan misi kemanusiaan. Presiden Jokowi mengatakan dengan jelas bahwa isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Karena alasan inilah, beliau bertolak ke Kyiv dan Moskwa dengan persiapan yang sangat matang. Karena itu, pihak-pihak terkait telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kelancaran lawatan Presiden Jokowi.
Hasil kunjungan tersebut pun mulai terlihat. Saat Presiden Jokowi berkunjung ke Rusia, Vladimir Putin, Presiden Rusia berjanji akan memenuhi permintaan produk pertanian untuk Indonesia dan negara-negara sahabat lainnya dalam hal pupuk, nitrogen, fosfat, dan lain-lain. Pernyataan tersebut tentunya perlu diapresiasi karena memberikan sedikit kepastian terhadap kelancaran pasokan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky juga menghargai sikap Indonesia. Zelensky mengungkapkan apresiasi dan penghargaannya dan memuji Indonesia sebagai negara Asia pertama yang berkunjung dalam keadaan perang. Zelensky juga menghargai undangan yang disampaikan Indonesia untuk datang ke pertemuan G20, meskipun dia melihat situasinya terlebih dahulu sebelum memutuskan datang.
Dua hal yang bisa kita pelajari dari kunjungan Presiden Jokowi adalah tentang pentingnya bergerak dengan value dan berani mengambil risiko. Dua sikap ini sangat penting dimiliki seorang pemimpin, terlebih di era saat ini saat mana ketidakpastiaan merupakan makanan sehari-hari membuat para pemimpin harus berani mengambil risiko. Akan tetapi, risiko yang diambil telah melalui berbagai analisa data. Meskipun telah melalui berbagai analisa, para pemimpin juga harus berani mengakui bahwa mereka tidak bisa mengendalikan hal-hal yang akan terjadi.
Karena itu, penting sekarang untuk mengembangkan para pemimpin generasi masa depan yang berani, baik itu di perusahaan, organisasi, maupun di pemerintah. Riset Sounding Board, Inc, platform pengembangan kapasitas kepemimpinan yang berjudul Leadership Coaching Report 2021, menyebutkan investasi global terkait pengembangan kepemimpinan mencapai lebih dari 3,5 miliar dollar. Riset ini juga menggambarkan bahwa 72 persen perusahaan menawarkan beberapa pelatihan kepemimpinan.
Leadership Coaching Report 2021 juga mengungkapkan alasan-alasan mengapa perusahaan mengadakan pelatihan kepemimpinan. Hampir 80 persen responden mengatakan kebutuhan utamanya adalah untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan individu. Sebanyak 69 persen ingin meningkatkan orang-orang yang memiliki kapabilitas sebagai pemimpin. Sebesar 51 persen responden ingin meningkatkan engagement anggotanya, dan 49 persen ingin mempertankan talenta-talenta utama mereka. Ini suatu hal yang baik karena perusahaan telah memiliki concern untuk mencetak pemimpin-pemimpin baru.
Presiden Jokowi mempraktekan implementasi dari tiga konsep kepemimpinan yaitu ‘Indonesian Leadership’, ‘Kepemimpinan Pancasila’ dan ‘Kepemimpinan Kesatria’. Ia telah memberikan contoh yang baik untuk semua pemimpin bahwa menjadi pemimpin harus memiliki keberanian, autentisitas, dan empati yang tinggi. Beliau memegang teguh value untuk menjaga perdamaian dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan. Itu suatu hal yang harus dilakukan pemimpin masa depan jika mereka ingin organisasinya bergerak jauh dan menghasilkan inovasi yang sesuai dengan konteks tantangan dan dinamikanya.
Karena itu, mari kita perkuat kemampuan kepemimpinan kita dan lebih berani untuk mengambil keputusan. Selain itu, bersikap autentik di manapun, kapanpun, dan dengan siapapun, karena kepemimpinan yang autentik akan membuat anggota lebih nyaman dalam berekspresi dan berkontribusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.