Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Mengapa Pesawat Tak Boleh Terbang Melintasi Kabah

Kompas.com - 28/06/2022, 19:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Moda transportasi udara pesawat merupakan salah satu sarana transportasi yang praktis dan cepat.

Menempuh jarak antara satu negara ke negara lain bisa ditempuh dalam waktu yang cepat ketimbang menggunakan transportasi darat.

Namun, ternyata tak semua tempat bisa dilintasi oleh pesawat. Ada beberapa tempat yang tak boleh dan tidak bisa dilintasi.

Salah satunya Kabah, bangunan suci di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi yang menjadi kiblat shalat, tawaf haji dan umrah bagi umat muslim.

Lantas, mengapa pesawat tidak boleh terbang melintasi Kabah? Benarkah karena medan magnet yang kuat?

Baca juga: Mengapa Pesawat Tidak Boleh Melintasi Kabah?

Alasan pesawat tak boleh melintasi Kabah

Alasan pesawat tidak boleh terbang melintasi Kabah ternyata bukan karena medan magnet di Kabah.

Peneliti senior Institute of Physics of the Globe of Paris (IPGP) Julian Aubert mengatakan bahwa bumi memiliki medan magnet, tetapi tidak terletak di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.

Keberadaan medan magnet memang bisa mengganggu penerbangan, tetapi tak lantas mencegah pesawat untuk terbang atau melintas di atasnya.

"Gangguan magnetik tidak mencegah pesawat terbang. Mereka hanya bisa mengganggu kompas, tetapi pesawat jelas menggunakan sistem geolokasi yang lebih modern," kata Aubert, dilansir dari Fact Check AFP.

Persatuan Pilot Maskapai Penerbangan Nasional Perancis (SNPL) menyampaikan, larangan terbang di atas Kabah adalah karena alasan agama atau kepercayaan.

Menurutnya, larangan melintas sebagai bentuk penghormatan terhadap Kabah yang merupakan tempat suci bagi Muslim.

"Alasan ideologis dan penghormatan terhadap Kabah," ujar SNPL.

SNPL menambahkan, Mekkah terutama Kabah dianggap sebagai tempat suci yang hanya boleh dimasuki umat Islam. Hal ini, termasuk wilayah udara yang ada di atasnya.

Baca juga: Penyebab Pesawat Tidak Boleh Melintas di Atas Kabah

Aturan dari otoritas penerbangan Arab Saudi

Adapun dilansir dari dokumen syarat penerbangan dan pengoperasian pesawat udara secara umum dari Otoritas Penerbangan Arab Saudi (GACA), terdapat pembatasan penerbangan di dekat masjid-masjid tertentu.

Masjid-masjid tersebut, antara lain mengacu pada Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

"Siapapun tidak boleh mengoperasikan pesawat udara di atas atau di sekitar area mana pun yang akan dikunjungi atau dilalui oleh Penjaga Dua Masjid Suci (the Custodian of the Two Holy Mosques), atau tokoh masyarakat lainnya yang bertentangan dengan batasan yang ditetapkan oleh Presiden dan diterbitkan dalam NOTAM," isi aturan pembatasan tersebut.

NOTAM atau Notice to Airmen sendiri merupakan pemberitahuan yang bertujuan memberikan informasi dalam upaya kelancaran operasional, keamanan, dan keselamatan penerbangan.

Melalui situs NOTAM, diinformasikan tempat mana saja yang dilarang terbang beserta alasan pelarangannya.

Meski demikian, larangan pemerintah Arab Saudi ini dikecualikan untuk alasan keselamatan atau alasan darurat.

Baca juga: Sejarah Pembangunan Kabah, Kiblat Umat Islam di Dunia

Senada dengan pernyataan SNPL, larangan penerbangan di atas Mekkah dikaitkan dengan larangan non-Muslim untuk memasuki kota suci ini.

Dilansir dari UAE Moments, adanya penerbangan berarti mengizinkan non-Muslim untuk melintas di atas langit Kota Mekkah.

Selain itu, meski dikunjungi jemaah haji dari seluruh dunia, Kota Mekkah juga tidak memiliki bandara.

Bandara terdekat berada di Jeddah, yang letaknya sekitar 90 km dari Kota Mekkah.

Pasalnya, masih dari sumber yang sama, bandara hanya akan membuat Mekkah penuh dengan kru dan penumpang yang transit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Disiarkan di RCTI, Kick Off 20.00 WIB

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com