Terkait prediksi gelombang infeksi akibat BA.4 dan BA.5 sebagaimana disampaikan Menkes, Dicky tidak menampik hal itu.
Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster
Ia membenarkan gelombang infeksi adalah sesuatu yang pasti akan terjadi.
"Bicara kemampuan Indonesia merespons potensi, ini jelas akan ada gelombangnya BA.4 dan BA.5, tapi ya jelas tidak seperti waktu Delta ya ancamannya. Ancamannya (gelombang BA.4 BA5) moderat, khususnya di wilayah-wilayah yang cakupan vaksinasinya memadai," ungkap Dicky.
Hanya saja, di Indonesia ini masih ada daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya buruk.
"Jangankan untuk dosis ketiga atau booster, dosis kedua saja masih ada yang tertinggal, khususnya untuk kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan pemilik komorbid," kata dia.
Baca juga: Covid-19 di Indonesia Melandai, Masih Perlukah Vaksin Booster?
Kondisi yang demikian, disebut Dicky bisa memberikan beban pada fasilitas kesehatan di daerah tersebut.
Untuk itu, perbaikan faskes juga percepatan vaksinasi harus terus diupayakan untuk menekan risiko-risiko buruk dari gelombang BA.4 dan BA.5.
Pemerintah juga harus terus memperkuat upaya surveilans yang selama ini berjalan belum signifikan.
"Padahal ini yang menjadi modal untuk kita mendeteksi apalagi bicara surveilance genomic. walaupun respon kita dalam menghadapi ini sudah jauh lebih baik, namun dikatakan sudah aman ya enggak," sebut Dicky.
"Jadi akan ada potensi pada beberapa wilayah kita yang bisa terdampak serius terhadap gelombang ini," pungkas dia.
Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?
Dikutip dari Kompas.com (14/6/2022), Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlina Burhan menyebut gejala juga tingkat keparahan Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sama dengan subvarian Omicron sebelumnya.
Gejala dan tingkat kesakitannya ringan, karena masyarakat sudah memiliki imunitas dari vaksinasi juga infeksi alami.
Menurutnya, dari laporan yang ia terima, sebagian besar penderita Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 tidak menunjukkan gejala, jikapun ada hanya gejala ringan.
Dari daftar gejala yang dilaporkan, sebagian besar mengalami batuk (85 persen), badan lemas atau kelelahan (65 persen), hidung tersumbat (59 persen), demam (38 persen), mual atau muntah (22 persen), sesak napas (16 persen), diare (11 persen), dan anosmia atau ageusia (8 persen).
Baca juga: Kemenkes Buka Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama 2022, Simak Syarat dan Cara Pendaftarannya!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Vaksin Covid-19 Tangkal Penularan https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.