Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Puncak Gelombang Infeksi Subvarian BA.4 dan BA.5

Kompas.com - 16/06/2022, 19:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Terkait prediksi gelombang infeksi akibat BA.4 dan BA.5 sebagaimana disampaikan Menkes, Dicky tidak menampik hal itu.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Beban pada fasilitas kesehatan

Ia membenarkan gelombang infeksi adalah sesuatu yang pasti akan terjadi.

"Bicara kemampuan Indonesia merespons potensi, ini jelas akan ada gelombangnya BA.4 dan BA.5, tapi ya jelas tidak seperti waktu Delta ya ancamannya. Ancamannya (gelombang BA.4 BA5) moderat, khususnya di wilayah-wilayah yang cakupan vaksinasinya memadai," ungkap Dicky.

Hanya saja, di Indonesia ini masih ada daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya buruk.

"Jangankan untuk dosis ketiga atau booster, dosis kedua saja masih ada yang tertinggal, khususnya untuk kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan pemilik komorbid," kata dia.

Baca juga: Covid-19 di Indonesia Melandai, Masih Perlukah Vaksin Booster?

Kondisi yang demikian, disebut Dicky bisa memberikan beban pada fasilitas kesehatan di daerah tersebut.

Untuk itu, perbaikan faskes juga percepatan vaksinasi harus terus diupayakan untuk menekan risiko-risiko buruk dari gelombang BA.4 dan BA.5.

Pemerintah juga harus terus memperkuat upaya surveilans yang selama ini berjalan belum signifikan.

"Padahal ini yang menjadi modal untuk kita mendeteksi apalagi bicara surveilance genomic. walaupun respon kita dalam menghadapi ini sudah jauh lebih baik, namun dikatakan sudah aman ya enggak," sebut Dicky.

"Jadi akan ada potensi pada beberapa wilayah kita yang bisa terdampak serius terhadap gelombang ini," pungkas dia.

Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?

Gejala dan tingkat kesakitan

Pekerja menyeberang jalan di kawasan Karet Kuningan, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali kembali diperpanjang hingga 28 Februari 2022 sebagai salah satu langkah antisipatif penanggulangan COVID-19 di tengah merebaknya varian Omicron di Indonesia. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.Dhemas Reviyanto Pekerja menyeberang jalan di kawasan Karet Kuningan, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali kembali diperpanjang hingga 28 Februari 2022 sebagai salah satu langkah antisipatif penanggulangan COVID-19 di tengah merebaknya varian Omicron di Indonesia. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.

Dikutip dari Kompas.com (14/6/2022), Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlina Burhan menyebut gejala juga tingkat keparahan Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sama dengan subvarian Omicron sebelumnya.

Gejala dan tingkat kesakitannya ringan, karena masyarakat sudah memiliki imunitas dari vaksinasi juga infeksi alami.

Menurutnya, dari laporan yang ia terima, sebagian besar penderita Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 tidak menunjukkan gejala, jikapun ada hanya gejala ringan.

  1. Sakit tenggorokan;
  2. Badan pegal;
  3. Demam;
  4. Batuk;
  5. Sakit kepala;
  6. Badan lemas;
  7. Mual atau muntah;
  8. Sakit perut;
  9. Hidung tersumbat;
  10. Diare;
  11. Sesak napas;
  12. Anosmia dan ageusia.

Dari daftar gejala yang dilaporkan, sebagian besar mengalami batuk (85 persen), badan lemas atau kelelahan (65 persen), hidung tersumbat (59 persen), demam (38 persen), mual atau muntah (22 persen), sesak napas (16 persen), diare (11 persen), dan anosmia atau ageusia (8 persen).

Baca juga: Kemenkes Buka Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama 2022, Simak Syarat dan Cara Pendaftarannya!

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Vaksin Covid-19 Tangkal Penularan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com