Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2022, 17:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa nama baru menghiasai punggawa tim nasional (Timnas) sepak bola Indonesia saat berlaga di SEA Games Vietnam 2021.

Salah satu nama yang mendapat perhatian publik adalah Marc Klok, pemain naturalisasi asal Belanda.

Sebagai pemain naturalisasi, publik menaruh ekspektasi tinggi kepada Marc Klok.

Namun, timnas belum dapat mengakhiri puasa gelar selama 31 tahun dan harus puas meraih medali perunggu di SEA Games Vietnam 2022.

Selain Klok, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) belum lama ini merampungkan proses naturalisasi dari Jordi Amat dan Sandy Walsh.

Keduanya masing-masing berkewarganegaraan Spanyol dan Belanda yang membela klub Eropa.

Lantas, apa dampak naturalisasi pemain bagi sepak bola tanah air?

Baca juga: Tanggapan Jordi Amat Usai Rampungkan Proses Naturalisasi

Tanggapan pengamat

Pengamat sepak bola sekaligus Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali menilai, banyaknya pemain yang dinaturalisasi tidak mengubah peningkatan kualitas sepakbola nasional.

Ia pun menyayangkan gencarnya naturalisasi yang dilakukan PSSI ini. Menurutnya, sepak bola Tanah Air memiliki potensi besar jika dibina dengan benar.

"Tugas PSSI dan juga klub adalah membina bukan "membeli". Naturalisasi bukan solusi terkait mandeknya prestasi timnas, terkesan delusional," kata Akmal kepada Kompas.com, Sabtu (28/5/2022).

"Naturalisasi justru memberikan kemudahan kepada orang asing untuk mendapatkan pekerjaaan. Mereka sejatinya tidak terpakai di timnas negaranya," sambungnya.

Baca juga: PSSI Kebut Proses Naturalisasi Sandy Walsh dan Jordi Amat

Mematikan bakat dalam negeri

Akmal menegaskan, investasi terbaik dalam sepak bola tanah air adalah membina potensi-potensi dalam negeri.

Ia menyebut, naturalisasi justru membunuh potensi anak negeri dan bukti ketidakpercayaan diri.

Dibandingkan naturalisasi, PSSI sebaiknya memperbaiki pembinaan dan kompetisi.

"Kita malas membina. Maunya pakai cara instan. Ditambah ambisi harus juara menghalalkan berbagai cara ikut mempengaruhi mental," jelas dia.

Padahal, sepak bola Indonesia di era 1970-an pernah dicap sebagai Brasil-nya Asia karena hebatnya pembinaan.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Akmal menegaskan bahwa Indonesia tidak membutuhkan naturalisasi.

"Investasi terbaik adalah membina anak bangsa sendiri. Indonesia negara besar. Merdeka lewat kekuatan sendiri," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com