Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Yuk, Belajar Kepemimpinan dari Dunia Olahraga

Kompas.com - 18/05/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

MINGGU, 15 Mei 2022. Satu hari dua drama bagi dunia olahraga Indonesia. Tim Piala Thomas belum berhasil mempertahankan gelar. Kalah 0-3 dari India. Hanya tujuh bulan saja Piala Thomas di tangan Indonesia. Kini melayang terbang ke India, sang kejutan pembunuh raksasa.

Di cabang olahraga lain dalam perhelatan Sea Games ke-31 di Hanoi, Vietnam, Timnas Sepakbola Indonesia dengan gagah perkasa menaklukkan Myanmar 3-1 dan lolos ke semifinal. Sepakbola Indonesia kini bisa bernapas lega. Asa meraih medali emas terbuka lebar.

Di balik hingar-bingar pertandingan yang menggelora, terbayangkah tim dan personel yang bekerja menyiapkan para pemain agar siap tampil dan memenangkan pertandingan? Atau bagaimana sepak terjang tim pelatih atau pemimpin tim di balik perjuangan pemain di tengah lapangan?

Baca juga: Elon Musk, Kepemimpinan Global, dan Dampaknya bagi Indonesia

Para peneliti di bidang kepemimpinan mengemukakan keserupaan bagaimana seorang pemimpin bisnis (business leader) mengelola bisnis bersama tim sehingga berdaya saing dibandingkan tim pelatih (sport leader) menyiapkan atlet sehingga kompetitif dalam pertandingan.

Kepemimpinan (leadership) di dunia olah raga dapat menjadi refleksi bagi pemimpin bisnis. Ada hal yang dapat diaplikasikan, yang akan meningkatkan daya saing.

Kualitas kepemimpinan bagi seorang pemimpin ada pada kemampuannya memengaruhi tim yang dipimpin untuk mengikuti arahan dan tindakan agar visi dan misi yang ditetapkan tercapai. Seorang manajer konvensional lebih fokus untuk memastikan bahwa aktivitas berjalan sesuai prosedur dan aturan yang berlaku.

Pemimpin (leader) yang ideal selalu membawa perubahan ke arah yang lebih baik dengan serangkaian terobosan inovatif yang tidak terpikirkan pemimpin sebelumnya. Sementara manajer yang efektif harus dapat menjamin stabilitas usaha dari “turbulensi-turbulensi” yang mengganggu bisnis yang dikelola.

Pemimpin dan manajer adalah dua tipe yang berbeda. Dunia olahraga yang melibatkan personel di dalam tim tidak lepas dari kepemimpinan yang biasa dipimpin oleh seorang pelatih (coach) atau manajer tim.

Perbedaan pemimpin olahraga dengan pemimpin bisnis

Gordon (2007) membedakan pemimpin bisnis dengan dengan pemimpin di dunia olahraga ke dalam enam aspek.

Pertama, pemimpin olahraga terlibat pada sebagian besar pembinaan tim tetapi hanya sesekali saat membangun tim. Sebaliknya pada pemimpin bisnis, lebih sering terlibat dalam membangun tim ketimbang membina dan melatih tim. Singkat kata, pemimpin olahraga lebih fokus pada pembinaan sedangkan pemimpin bisnis pada pembangunan tim.

Kedua, pemimpin olahraga selalu mencoba untuk memilih pemain terbaik untuk tim. Sementara pemimpin bisnis jarang melakukan audit keterampilan staf dalam kerja, sehingga bisa saja bukan personel terbaik yang bergabung di dalam tim.

Baca juga: 10 Tipe Kepemimpinan Tahun 2022, Calon Pemimpin Harus Tahu!

Ketiga, secara umum, pemimpin olahraga menangani atau mengelola orang dengan lebih baik. Pemimpin tidak bisa dengan mudah memecat bakat yang sangat diperlukan. Selalu ada harapan bahwa pembinaan akan menghasilkan sasaran yang diinginkan. Ada proses di situ. Sebaliknya pemimpin bisnis memecat atau “menembak” sesuka hati melalui pejabat berwenang secara tertulis atau dengan prosedur peringatan.

Keempat, pemimpin olahraga menyingkirkan "pencuri energi" (tipe negatif) atau setidaknya mencoba menjauhkan mereka dari pemain berbakat lain sehingga tidak “terkontaminasi” pengaruh buruk. Sementara pemimpin bisnis tidak mudah melakukan ini dan bahkan jarang dilakukan.

Kelima, pemimpin olahraga semakin terlibat dalam aktivitas yang menghasilkan standar dan harapan untuk membangun perilaku berdasarkan nilai ("aturan tim") sementara pemimpin bisnis jarang melakukannya meskipun meningkatkan "dorongan" yang diperoleh dari konsultan bisnis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com