Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Dicari! Crazy Rich Peduli Sosial Tanpa Pansos

Kompas.com - 03/05/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Seolah dengan mimpi, uang bisa datang dengan sendirinya. Tanpa kerja, tanpa usaha dan melalui proses jatuh bangun seperti Joko Suranto dari Grobogan.

Para pemimpi yang tertipu afiliator dan influencer tengik mengabaikan kalau etos kerja keras dan kerja gigih untuk bisa menjadi orang yang sukses.

Bantuan-bantuan yang dikemas untuk membantu orang atau keroyalan terhadap selebritas memang menyilaukan pandangan korban.

Semata memang ditujukan untuk menipu dan menangguk dana akibat mimpi-mimpi yang melambung dari orang-orang yang terbuai khayalan menjadi kaya tanpa kerja.

Fenomena pansos dalam masyarakat kita tidak terlepas dari keriuhrendahan elite-elite kita yang “genit” dalam membantu atau menolong tetapi memiliki spirit “ada udang di balik rempeyek”. Tidak ada yang gretongan dalam berderma.

Bantuan mudik & kaos capres

Membantu masyarakat yang tengah kesulitan transportasi ke kampung halaman jelang perayaan Idul Fitri “ditangkap” dengan jeli oleh politisi yang ingin mencari panggung pansos.

Ancang-ancang untuk nominasi calon pemimpin negeri di 2024 harus dimulai dari sekarang, tidak peduli anggaran yang digunakan adalah domain uang negara.

Uniknya, warga yang mendapat bantuan angkutan mudik gratis seperti telah mendapat pembekalan terlebih dahulu.

Ada keriuhan teriakan “calon presiden” di balik prosesi pemberangkatan yang diliput banyak televisi dan ditulis puluhan wartawan media online serta digegapgempitakan siaran radio.

Tidak ada kata malu apalagi canggung untuk memerankan diri sebagai sinterklas dadakan. Semua gerakan kebaikannya tidak original. Terkesan murahan alias melucukan dirinya sendiri.

Yang lebih keterlaluan dan memuakkan, tentu saja ada pembagian kaos calon presiden yang memang sengaja disusupkan di acara pemberangkatan para pemudik.

Warga yang ikut program mudik gratis tentu sumringah saja. Sudah diongkosi gratis, dapat amplop malah ada yang dapat sembako dan diberi kaos pula.

Kesalehan dalam hidup memang kerap terlupakan. Demi ambisi menjadi presiden kerap melupakan keluhuran budi pekerti.

Sekali lagi, Joko Suranto dan Chee Hoi Lan telah memberikan pelajaran kehidupan. Membantu tanpa prasyarat seperti angin yang telah melupakan benih yang telah diterbangkan.

Hingga akhirnya, benih tersebut tumbuh dan memberi manfaat bagi orang-orang yang membutuhkannya.

"Sesungguhnya kebaikan itu memiliki cahaya dalam hati, energi pada tubuh, keluasan rezeki, dan cinta di hati para makhluk. Sedangkan keburukan itu membawa kegelapan dalam hati, hitam pada wajah, kelemahan pada tubuh, sempit rezeki, dan kebencian di hati makhluk." - Ibnu Taimiyah

Semoga Ramadhan yang telah berlalu memberikan kita semangat untuk terus membantu dengan segenap yang kita miliki.

Membantu tidak harus menunggu kita kaya terlebih dahulu. Sekali lagi, Joko Suranto dan Chee Hoi Lan mengingatkan kepada kita semua keiklasan dalam membantu adalah “kemenangan” dari pribadi-pribadi yang mengesampingkan panjat sosial atau pansos.

Justru kepedulian sosial harus bersemayam di setiap jiwa-jiwa yang merdeka. Selamat menyambut kemenangan di Hari Raya Idul Fitri.....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com