KOMPAS.com – Hasil sidang Isbat yang digelar pada Minggu (1/5/2022) memutuskan Lebaran 2022 jatuh pada Senin (2/5/2022).
Sementara itu, Nahdatul Ulama pada Minggu (1/5/2022) juga menyampaikan bahwa Idul Fitri 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin (2/5/2022).
Sebelumnya, Muhammadiyah telah lebih dulu menetapkan bahwa awal Syawal 1443 H akan jatuh pada Senin (2/5/2022).
Lantas mengapa waktu Lebaran bisa jatuh di waktu yang sama sementara sebelumnya awal puasa berbeda?
Muhammadiyah sebelumnya memulai puasa pada 2 April 2022.
Jadwal tersebut sehari lebih awal dari yang ditetapkan Pemerintah dan NU yang menetapkan awal Ramadhan mulai 3 April 2022.
Terkait mengenai awal bulan puasa berbeda sedangkan waktu Idul Fitri sama, Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin memberikan penjelasannya.
Dikutip dari Kompas.com 26 April 2022, perbedaan terjadi karena penetapan 1 Ramadhan 1443 H yang jatuh pada 3 April 2022 oleh pemerintah dilakukan lantaran posisi hilal ketika penetapan, di bawah kriteria yang ditetapkan oleh MABIMS.
"Perbedaan terjadi karena posisi hilal saat dilakukan rukyat yang berbeda," ujarnya.
Ia menyebut, saat penentuan, awal Ramadhan posisi hilal masih di bawah kriteria MABIMS sehingga pemerintah memutuskan puasa dilakukan hari berikutnya.
Sedangkan secara hisab pada tanggal 1 Mei 2022 posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah memasuki kriteria baru MABIMS.
Lebih lanjut Kamaruddin menjelaskan bahwa jumlah hari dalam kalender Hijriah bisa berjumlah 29 atau 30 hari sebulan.
"Bulan Qamariyah kan bisa 30 bisa 29 hari," jelas Kamaruddin.
Sebagai contoh, Syakban yang datang sebelum bulan Ramadhan bisa digenapkan menjadi 30 hari apabila kondisi hilal penentu awal Ramadhan tidak terlihat secara kasat mata.
Kamaruddin menjelaskan pada sidang isbat pemerintah memakai metode hisab dan rukyat.
"Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan," tutur Kamaruddin.