Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Anak di Jakarta Meninggal Diduga karena Hepatitis Akut Misterius

Kompas.com - 01/05/2022, 22:21 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia diduga karena hepatitis akut anak misterius.

Sebelumnya, kasus hepatitis akut yang misterius juga menimpa anak-anak di sejumlah negara Eropa dan Asia. 

Tiga pasien tersebut meninggal dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022 dengan dugaan Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

Penjelasan Kemenkes

Kemenkes tengah melakukan investigasi mengenai penyebab kejadian hepatitis akut misterius ini melalui pemeriksaan panel virus lengkap.

“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (1/5/2022)

Nadia menyampaikan, ketiga pasien yang meninggal ini merupakan rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Pihaknya menyebut Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua minggu terakhir usai Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak yang belum diketahui penyebabnya ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Gejala hepatitis akut anak misterius

Nadia mengatakan, orang tua perlu mewaspadai penyakit ini dengan mengamati sejumlah gejala.

Adapun gejala yang timbul pada kasus hepatitis akut misterius pada anak yang tak diketahui penyebabnya ini yakni sebagai berikut:

  1. Gejala kuning
  2. Sakit perut
  3. Muntah-muntah
  4. Diare Mendadak
  5. Buang air kecil berwarna the tua
  6. Buang air besar berwarna pucat
  7. Kejang
  8. Penurunan kesadaran.

Nadia mengimbau, apabila anak mengalami gejala-gejala tersebut untuk segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.

Upaya pencegahan

Adapun sejumlah upaya pencegahan hepatitis anak misterius yang bisa dilakukan di antaranya adalah melakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan.

Selain itu, perlunya memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih.

Nadia juga mengimbau agar tidak bergantian alat makan, serta menghindari kontak dengan orang sakit.

Dirinya juga mengimbau agar serta tetap melaksanakan protokol kesehatan.

Tentang kasus hepatitis akut misterius

Kasus hepatitis akut misterius yang belum diketahui penyebabnya ini sejak ditetapkan sebagai KLB oleh WHO, laporan terus bertambah.

Tercatat ada 170 kasus yang dilaporkan dari 12 negara. Selain itu, penyebab penyakit sampai saat ini belum diketahui.

Dari pemeriksaan laboratorium di luar negeri diketahui, pasien-pasien dites penyebab virus hepatitis umum yakni tipe A, B, C, D dan E.

Namun hasil menunjukkan virus-virus tersebut bukanlah penyebab dari penyakit tersebut.

Dari pasien-pasien itu, 74 pasien yang dites molekuler terdeteksi adenovirus yang teridentifikasi sebagai F type 41.

Selain itu dari 20 kasus ditemukan SARS-CoV-2 dan 19 kasus terddeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com