Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Larangan Ekspor Minyak Goreng di Indonesia, Harga Ayam Goreng di Korsel Naik

Kompas.com - 01/05/2022, 12:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah kedai ayam goreng murah Mr Lee di dekat pusat Kota Seoul, Korea Selatan, sudah menahan diri untuk tidak menaikkan harga selama satu setengah dekade.

Namun, larangan ekspor minyak goreng Indonesia memaksanya untuk menaikkan harga, meski berisiko kehilangan pelanggan.

Dilema Mr Lee menyoroti jalan berbahaya ke depan bagi pembuat kebijakan di Korea Selatan ketika mereka berada pada kekhawatiran inflasi.

"Semuanya naik, harga sekotak minyak ini berlipat ganda, lapisan tepungnya naik, begitu juga ayamnya," kata pemilik kedai, dikutip dari CNBC.

Kedai itu sebelumnya telah mendapat perhargaan layanan pelanggan dari kantor pemerintah setempat untuk rekor harga yang stabil.

"Kami belum menaikkan harga, tetapi sekarang sangat sulit dan kami perlu menaikkan harga sedikit," ujarnya.

Baca juga: Indonesia Larang Ekspor CPO, India Kelimpungan, Malaysia Banjir Pesanan

Pedagang ramai-ramai naikkan harga

Genesis BBQ, salah satu rantai ayam goreng terbesar di negara itu, pekan lalu mengatakan akan menaikkan harga untuk sebagian besar item di menunya untuk pertama kalinya dalam empat tahun sebesar 10 persen.

Langkah serupa juga telah diambil saingannya, Kyochon F&B dan BHC.

Dampak harga dari pemerasan kelapa sawit tidak akan terbatas pada ayam.

Korea Selatan mengimpor lemak dan minyak hewani dan nabati senilai 2,2 miliar pada 2021, sekitar 30 persen di antaranya adalah minyak sawit.

Sebagian besar atau 56 persen berasal dari Indonesia dan sisanya dari Malaysia.

Untuk beragam barang konsumsi yang menggunakan minyak sawit, kebijakan larangan ekspor minyak goreng Indonesia selama seminggu terakhir telah mengirimkan gelombang kejutan secara global.

Kebijakan itu mendorong harga minyak sawit dari sumber lain, seperti Malaysia atau menggunakan alternatif minyak kedelai.

"Kami dengan hati-hati mengamati situasi karena permintaan minyak sawit Melayu dapat meingkat dan menyebabkan harga lebih tinggi," kata juru bicara Ottagi, produsen pizza beku dan mi ramen utama di Korsel.

Baca juga: Larangan Ekspor CPO Dimulai, Harga TBS Merosot Tajam

Minyak masuk larangan ekspor

Indonesia yang merupakan sumber dari setengah lebih pasokan minyak sawit dunia, memperluas penangguhan ekspornya pada Rabu (27/4/2022).

Pemerintah memasukkan minyak mentah dan minyak sulingan ke dalam daftar larangan ekspor.

Hal ini menempatkan pasar ke dalam kekacauan setelah konflik Rusia-Ukraina telah menekan pasokan minyak bunga matahari.

Harga patokan minyak sawit berjangka yang diperdagangkan di Malaysia melonjak 10 persen setelah pengumuman Rabu dan naik hampir 50 persen sejak awal tahun.

Sementara harga Soyoil di Chicago Board of Trade mencapai rekor tertinggi.

Bahkan sebelum pelarangan, kenaikan harga global juga berdampak pada harga minyak nabati 18 liter di Korea Selatan yang naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Link Live Streaming Final Thomas dan Uber Cup 2024, Indonesia Vs China

Tren
Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Konsumsi Vitamin C Berlebihan Bisa Sebabkan Batu Ginjal, Ketahui Batas Amannya

Tren
Melestarikan Zimbabwe Raya

Melestarikan Zimbabwe Raya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 5-6 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

[POPULER TREN] Kronologi dan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis | Peluang Indonesia vs Guinea

Tren
5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com