Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Memaafkan Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi

Kompas.com - 26/04/2022, 05:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perlu diingat bahwa ini bukan pertanyaan mengapa situasi itu terjadi, melainkan, mengapa kita merasa seperti ini tentang apa yang telah terjadi.

Kedua, let go of the alternative edings to the story. Ketika peristiwa menyulikan terjadi, kita cenderung menafsirkan dalam pikiran kita sebuah cerita yang memiliki alternatif lain dari yang sebenarnya kita alami.

Tugas kita adalah untuk berhenti melakukan itu. Semakin mampu kita menyelaraskan harapan kita dengan kenyataan hidup kita, semakin sedikit kita mengalami perasaan tidak menyenangkan akan peristiwa yang terjadi.

Apa yang terjadi, telah terjadi. Forgiveness merupakan penerimaan apa adanya, dan pelepasan akhir alternatif.

Kita berusaha untuk memandang ke depan dengan wawasan dan kebijaksanaan yang telah diajarkan oleh pengalaman tentang diri kita sendiri, tentang pelaku, dan kemauan untuk memulai cerita baru.

Ketiga, develop a compassionate story of the other. Mengetahui, atau setidaknya mencoba untuk melihat mengapa seseorang melakukan hal-hal yang menyakiti orang lain, dan mengakui sisi kemanusiaan mereka, membuat kita lebih mudah untuk melepas pikiran kebencian dan dendam yang kita miliki.

Kita bisa dan harus mulai dengan small forgiveness, misalnya, saat di jalan pengendara lain menyalip kita.

Saat hal itu terjadi, kita bisa berkata pada diri sendiri, “Wow! Orang itu sangat terburu-buru. Saya bertanya-tanya apa yang terjadi dalam hidupnya yang membuat dia membahayakan dirinya dan orang lain.”

Semakin banyak kisah welas asih yang dapat kita buat untuk lebih memahami mengapa atau bagaimana orang tersebut berperilaku, semakin mudah untuk diri kita bereaksi positif pada peristiwa yang terjadi.

Keempat, share your forgiveness story as appropriate. Membagikan atau menuliskan cerita forgiveness adalah salah satu variasi dalam menciptakan kerangka positif dari peristiwa dan keadaan yang merugikan yang kita rasakan.

Tubuh kita dirancang untuk menghargai kita karena mendengarkan dan berhubungan dengan cerita.

Beberapa manfaat dari bercerita, yaitu dari segi biologis adanya sintesis oksitosin, bersifat internal, membuat peserta lebih bahagia, dan secara eksternal, mempromosikan kerja sama dan perilaku prososial.

Tidak kalah penting adalah kita dapat memaafkan diri sendiri, forgiveness atau memberikan pengampunan pada kesalahan dan kelemahan diri kita.

Apabila kita dapat menerapkan semua ini maka hidup kita menjadi lebih damai, yang terpancar dalam diri kita. Semoga.

*Winda Widya Hasanah, Mahasiswa Magister Psikologi, Universitas Tarumanagara
Riana Sahrani, Dosen Magister Psikologi, Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com