Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Memaafkan Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi

Kompas.com - 26/04/2022, 05:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setelah diperlakukan tidak adil oleh orang lain, individu sering mengalami perasaan marah, sakit hati, atau takut terhadap pelaku.

Perasaan seperti itu bisa adaptif ketika dapat memotivasi individu untuk mengambil tindakan saat melindungi diri mereka dari bahaya di masa depan atau untuk mencari keadilan pada kehidupannya.

Namun, perasaan negatif terhadap pelaku tersebut juga dapat menambah penderitaan individu, jauh setelah peristiwa tersebut terjadi.

Sehingga pada akhirnya permusuhan menjadi fokus utama kehidupan individu yang berdampak negatif pada kesehatannya.

Beck pada tahun 2011 dalam bukunya mengenai cognitive behavioral therapy menyebutkan cara individu berpikir memengaruhi perasaannya, dan akhirnya hal ini berdampak pada perilaku kita sehari-hari.

Oleh karena itu, seperti yang disebutkan Rye sebelumnya, forgiveness dibutuhkan untuk membantu individu mengubah fokus kehidupannya dari pikiran-pikiran mengenai ingatan ketidakadilan yang terjadi pada dirinya menjadi keinginan untuk mencari perdamaian.

Forgiveness merupakan proses yang memungkinkan individu untuk mengurangi reaksi emosi dan perilaku negatif seperti kemarahan dan agresi pada orang lain.

Menurut Ercengiz, dkk pada tahun 2022, dalam jurnal current psychology, forgiveness dapat membantu individu meningkatkan perasaan positif atau merasakan perasaan netral terhadap pelaku perbuatan salah tersebut.

Selain itu, forgiveness sangat penting untuk pemeliharaan dan pengembangan hubungan individu dengan orang lain.

Ehret pada tahun 2018 dalam dominicial scholar membagikan metode yang dapat diterapkan untuk mengembangkan forgiveness for healing ourself, yaitu dengan empat elemen umum dalam membuat cerita forgiveness yang juga dapat dituliskan untuk mempermudah prosesnya.

Ketika empat elemen ini diterapkan dan disatukan, maka hal ini memiliki dampak positif yang bertahan lama dan mendalam.

Pertama, speak your truth. Beri nama pada perasaan yang dirasakan, akui rasa sakit atau kemarahan atas peristiwa yang terjadi. Jujurlah dengan diri sendiri dan biarkan perasaan itu muncul.

Kita tidak mencoba terobsesi atau terhanyut pada emosi yang muncul, tetapi mengakui apa yang kita rasakan.

Biarkan energi dan perasaan bergerak keluar dari diri kita. Mengungkapkan kebenaran tentang perasaan kita dapat membantu melalui perasaan sulit ini.

Terus tanyakan pada diri Anda pertanyaan "mengapa?" tentang kemarahan, kesedihan, rasa sakit, atau kesedihan Anda sampai Anda mencapai inti jawaban mengapa Anda merasa demikian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com