Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Saya Takut Utang

Kompas.com - 26/04/2022, 04:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JUDUL naskah yang sedang Anda baca ini merupakan saran dari seorang sahabat merangkap guru besar fisika teori sekaligus terapan saya, yaitu Prof. Terry Mart sebagai tanggapan atas naskah saya berjudul “Jangan Khawatir soal Utang Indonesia” (20 April 2022).

Judul yang disarankan guru besar departemen fisika Universitas Indonesia itu dilengkapi komentar "Saya punya prinsip kalau bisa, tidak berhutang. Dua kali saya berhutang untuk membeli rumah BTN dan membeli mobil KIA sepuluh tahun lalu. Terpaksa nyicil. Maka kini saya takut utang."

Secara tidak langsung, saran Prof Terry searah setujuan dengan komentar DR. Jusuf Kalla tentang utang Indonesia membengkak sampai melampaui ambang batas tujuh kuadriliun yang berarti sudah mencapai rasio lebih dari 40 persen Produk Domestik Bruto.

Menurut mantan Wapres dua kali yang kini menjadi Ketua Umum PMI dan Dewan Masjid Indonesia, tugas sangat berat yang harus dipikul oleh presiden Republik Indonesia selanjutnya adalah melunaskan utang yang bukan cuma triliunan, namun sudah kuadriliunan tersebut.

Suatu tugas sangat berat yang sama sekali tidak mudah untuk diemban oleh presiden Republik Indonesia yang terpaksa mewarisi hutang bukan sekadar triliunan sama dengan ribuan miliar, namun sudah kuadriliunan sama dengan ribuan triliun.

Ketakutan utang Prof Terry Mart juga secara nyata diderita masyarakat miskin yang mengalami kemerosotan daya beli akibat kenaikan harga sembako secara cukup bukan alang-kepalang drastis sehingga para pengutang tidak mampu melunaskan utang.

Sementara minyak goreng melangka ternyata peristiwa sepeda motor kreditan dirampas oleh debt collector profesional yang dibayar oleh para pemberi utang.

Para debt collector masa kini makin ganas sehingga tega di jalan raya mencegat rakyat tergolong missqueen pemikul beban utang plus bunga kredit sepeda motor malah sama sekali bukan peristiwa langka.

Juga setelah pagebluk Corona mereda maka para kreditor rumah tidak punya alasan lagi untuk menunda bayar utang.

Di masa kini masyarakat tradisional Bali yang belum terkontaminasi syahwat konsumtifisme wanti-wanti berpesan agar jika tidak punya uang jangan utang sudah menjadi wejangan leluhur yang kearifannya benar-benar sudah teruji tepat dan benar adanya.

Pada hakikatnya takut utang memang jauh lebih bijak ketimbang berani utang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com