Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Jangan Khawatir soal Utang Indonesia

Kompas.com - 20/04/2022, 05:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA masa Orba beberapa kali saya memperoleh kehormatan bersama DR. Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara pada beberapa seminar ekonomi nasional.

Antara lain pada tahun 1998 di kota Solo, saya bersama DR. Sri Mulyani menjadi pembicara sebuah seminar yang disponsori seorang pengusaha muda bernama Joko Widodo.

Saya mengagumi mbak Sri (demikian pada waktu itu saya memanggil beliau) berani mengkritik kebijakan ekonomi Orba bukan sekadar emosional asbun seperti saya, namun benar-benar dilengkapi data-data ilmiah yang aktual maka sepenuhnya dapat dipertanggung-jawabkan keilmiahannya.

Pada masa menjadi Menkeu Presiden SBY, mbak Sri tidak ABS sebab berani bilang yang benar sebagai benar dan yang salah sebagai salah.

Berulang kali mbak Sri menolak anggaran biaya yang oleh mbak Sri dianggap pemborosan dan Presiden SBY selalu berpihak kepada mbak Sri.

Maka pada masa kepresidenan SBY utang negara Indonesia berkisar sekitar nilai angka yang jauh di bawah Februari 2022.

Semua itu membuktikan bahwa DR. Sri Mulyani memiliki sense of crisis yang sangat peka terhadap utang negara sehingga beliau memang layak dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di dunia.

Kompas.com 15 April 2022 memberitakan utang RI tembus ambang batas Rp 7.000 triliun yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Republik Indonesia.

Kurang jelas apakah angka lebih dari tujuh kuadriliun itu sudah termasuk pembengkakan biaya instalasi kereta api cepat Jakarta-Bandung meski dapat dipastikan pasti belum termasuk biaya pembangunan Ibu Kota Baru yang masih sedang sibuk dicari sumbernya.

Syukur Alhamdulillah, DR Sri Mulyani menghibur dengan jaminan bahwa posisi utang negara masih terjaga dalam batas aman dan wajar, serta terkendali.

Rasio utang terhadap PDB RI masih lebih kecil baik dibandingkan dengan negara ASEAN, G20, maupun negara di seluruh dunia.

Meski begitu, bendahara negara Indonesia ini tetap mewaspadai gagal bayar utangnya Sri Lanka sebesar 51 miliar dollar AS atau setara dengan “hanya” Rp 732 triliun (kurs Rp 14.371).

Beberapa langkah pengelolaan utang secara prudent pun sudah disiapkan, baik untuk tahun ini dan tahun depan untuk mencapai target konsolidasi fiskal menekan defisit di bawah 3 persen pada 2023.

Di tahun 2022, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia mengoptimalisasi Saldo Anggaran Lebih (SAL) dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun 2021 alih-alih menarik utang baru.

Selain itu, memanfaatkan skema kerja sama berbagi beban (burden sharing) dengan Bank Indonesia tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) I dan SKB III yang masih berlanjut hingga tahun 2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com