Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Ungkap Manfaat Puasa Ramadhan bagi Kesehatan Tubuh, Apa Saja?

Kompas.com - 13/04/2022, 08:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ibadah puasa selama Ramadhan memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan tubuh.

Selama sebulan penuh, umat Islam melaksanakan ibadah puasa dengan cara menahan diri untuk tidak makan dan minum sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

Awalnya, puasa pada Ramadhan merupakan kewajiban umat Islam dalam menjalankan iman dan kepercayaannya. Namun, seiring berjalannya zaman dan kemajuan teknologi, peneliti menemukan manfaat berpuasa bagi kesehatan tubuh yang dibuktikan secara sains.

Baca juga: Cegah Dehidrasi, Berapa Banyak Air Putih yang Dikonsumsi Saat Puasa?

Manfaat puasa bagi kesehatan tubuh

Ketika berpuasa, tubuh tidak kemasukan makanan dan minuman dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, tubuh akan berusaha mengolah energi dari berbagai sumber.

Normalnya, energi diperoleh dari glukosa yang terkandung di dalam tubuh. Biasanya tersimpan di dalam organ hati.

Kendati demikian, saat berpuasa energi justru akan dihasilkan dari keton. Akibatnya, metabolisme dalam tubuh akan berubah.

Keton yang akan diubah menjadi energi ini tersimpan di dalam lemak.

Baca juga: 5 Jenis Olahraga yang Cocok Dilakukan Saat Puasa

Adapun proses pengubahan keton enjadi energi dikenal dengan ketogenesis.

Proses ketogenesis tersebut ternyata memiliki berbagai manfaat, seperti menekan peradangan dan meningkatkan respons tubuh terhadap stres.

Penelitian terbaru pada 2021 yang termuat di Journal of American Heart Association menemukan bahwa puasa selama Ramadhan bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, berat badan, dan kadar lemak tubuh.

Baca juga: Cegah Dehidrasi, Berapa Banyak Air Putih yang Dikonsumsi Saat Puasa?

Berikut manfaat puasa bagi kesehatan tubuh:

1. Menurunkan tekanan darah

Tekanan darah tinggi jika tidak segera diatasi dapat memicu stres dan mengakibatkan komplikasi penyakit jantung dan gagal ginjal.Mockup Graphics Tekanan darah tinggi jika tidak segera diatasi dapat memicu stres dan mengakibatkan komplikasi penyakit jantung dan gagal ginjal.

Penurunan tekanan darah saat berpuasa dipengaruhi oleh terjadinya perubahan metabolisme dalam tubuh, yakni ketika keton diubah energi.

Dalam kondisi normal, energi akan dihasilkan dari glukosa di dalam tubuh. Namun, pada saat berpuasa energi tersebut akan diperoleh dari keton yang terdapat di dalam lemak melalui proses ketogenesis.

Selama berpuasa, insulin di dalam tubuh juga akan mengalami penurunan. Hal inilah yang mengakibatkan tekanan darah dalam tubuh juga ikut menurun.

Oleh karena itu, berpuasa bisa menjadi salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah. Pasalnya, tekanan darah yang tinggi di dalam tubuh dapat berujung pada penyakit jantung dan stroke.

Baca juga: Batas Waktu Makan Sahur, Imsak atau Azan Subuh?

2. Menurunkan berat badan

Dikutip dari The National News, peneliti dari University of Texas baru-baru ini menemukan fakta bahwa berpuasa dapat mengurangi peradangan, meningkatkan lipid darah, dan membantu penurunan berat badan.

Hal serupa juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan pada 2014 dalam Journal of Research in Medical Sciences sebagaimana dilansir dari Al Arabiya News.

Studi tersebut menyimpulkan bahwa puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan penurunan berat badan.

Baca juga: Shalat Tarawih, Pilih 11 atau 23 Rakaat? Simak Penjelasannya

.PEXELS/A Koolshooter .

Selama berpuasa, total kalori dalam tubuh tidak berkurang sebagaimana diet ekstrem yang sering dilakukan. Sebaliknya, orang yang berpuasa hanya menyusun ulang kerangka waktu makan mereka.

“Selama puasa, sel-sel menjadi stres dan ini dapat membantu menurunkan berat badan karena lemak digunakan sebagai sumber energi,” kata ahli diet klinis Archana Baju dari Rumah Sakit Burjeel, Abu Dhabi.

Tak hanya membantu menurunkan berat badan, puasa juga bermanfaat untuk menjaga kadar gula darah dan kolesterol.

Baca juga: Jangan Malas! Ini Manfaat Olahraga Saat Puasa

3. Meningkatkan sistem otak

Masih dari sumber yang sama, para peneliti di Amerika Serikat menyatakan bahwa berpuasa memberikan manfaat positif bagi produktivitas otak.

Berpuasa akan mendorong otak dalam keadaan stres sehingga menghasilkan protein yang dikenal sebagai faktor neurotropik. Faktor ini nantinya akan membantu mendorong peremajaan sel induk otak.

Bahkan, salah satu penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Ageing Amerika Serikat menunjukkan bahwa puasa dapat menurunkan risiko terjadinya alzaimer dan parkinson yang menyerang sistem memori.

Melihat sederet manfaat tersebut, tidak heran jika puasa tidak hanya dilakukan oleh umat Islam selama bulan Ramadhan. Tetapi kerap juga dilakukan oleh berbagai kalangan di luar bulan suci Ramadhan.

Baca juga: Pilih Sesuai Kemampuan, Ini Waktu Terbaik untuk Olahraga saat Puasa

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Durasi Puasa Terlama dan Tersingkat di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com