Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Bakteri Salmonella, Bahaya dan Penyakit yang Ditimbulkan

Kompas.com - 12/04/2022, 20:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rendika Ferri Kurniawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan sementara pemasaran produk cokelat merek Kinder di Indonesia.

Penghentian sementara ini dilakukan hingga terbukti produk cokelat itu tidak mengandung bakteri Salmonella.

Hal ini dilakukan setelah muncul dugaan adanya bakteri Salmonella (non-thypoid) pada produk Kinder Surprise di Inggris, dikemukakan oleh Food Standard Agency (FSA).

"Badan POM mengawal dan memastikan penghentian peredaran tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku," tulis BPOM, dikutip dari dalam laman pom.go.id, Senin (11/4/2022). 

Apa itu Salmonella?

Baca juga: Infeksi Salmonella: Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya

Apa itu Salmonella

Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, Salmonella Non-Thypoid atau Non typhoid Salmonella (NTS) adalah bakteri paling umum penyebab penyakit bawaan makanan.

NTS adalah bakteri patogen penyebab gastroenteritis pada manusia yang ditularkan melalui
hewan dan produk hewan terkontaminasi.

Gastroenteritis akibat NTS tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika, namun kondisi ini dapat berakibat fatal jika terjadi komplikasi pasca-infeksi.

Baca juga: Apa Itu Salmonella? Penyebab Telur Cokelat Kinder Ditarik di 7 Negara

Di mana Salmonella bisa ditemukan?

Kontaminasi NTS banyak ditemukan pada produk hewani, seperti telur, daging ayam, susu mentah, dan produk hewani lainnya.

Demikian dikatakan pula oleh dokter spesialis anak Mayapada Hospital dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A.

"Biasa di bahan mentah seperti telur, daging sapi, ayam, dan lain-lain. Kontaminannya juga bisa masuk ke makanan-makanan olahan," kata dr. Denta kepada Kompas.com, Selasa (12/4/2022).

Pengendalian infeksi NTS sulit dilakukan karena Salmonella toleran terhadap tekanan lingkungan, penyebarannya sangat luas, resisten terhadap beberapa jenis antibiotik dan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi.

Baca juga: Gejala dan Penyakit yang Ditimbulkan oleh Bakteri Salmonella

Bahaya dan penyakit bakteri Salmonella

Apa efek yang akan terjadi pada anak yang mengonsumsi makanan yang mengandung Salmonella?

Dokter Denta menyebut, hal itu akan melahirkan infeksi Salmonella yang bisa berdampak pada kondisi kesehatan anak.

"Infeksi Salmonella, merusak usus," ujar dia.

Terlebih, jika infeksi ini terjadi pada anak yang belum memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan mendatangkan sejumlah gangguan pencernaan.

Dilansir dari NCBI, anak-anak merupakan kelompok orang yang rentan mengalami dampak dari infeksi bakteri yang satu ini.

Penyakit akibat infeksi Salmonella

Salmonella non-tifoid diketahui juga menjadi penyebab utama penyakit diare menular di seluruh dunia dan dapat menyebabkan penyakit invasif, seperti bakteremia, meningitis, dan osteomielitis.

Salmonellosis adalah penyakit akibat infeksi bakteri salmonella.

Penyakit ini berupa flu perut yang memiliki gejala, seperti mual, muntah, sakit perut, diare, demam, badan panas dingin, sakit kepala, sampai ada darah dalam tinja, dikutip dari Kompas.com.

Tanda dan gejala salmonellosis biasanya berlangsung 2-7 hari. Khusus diare, gejalanya bisa sampai 10 hari. Sedangkan usus baru normal setelah beberapa bulan sembuh dari infeksi.

Selain itu, penyakit tipes atau demam tifoid, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi.

Seseorang yang terkena tipes umumnya bergejala, seperti demam tinggi, sakit perut, badan lemas, sakit kepala, diare, sembelit, batuk, tidak nafsu makan, dan bintik-bintik kemerahan.

Baca juga: Telur Cokelat Kinder Juga Ditarik dari AS karena Dugaan Salmonella

Pencegahan infeksi Salmonella

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, untuk mencegah infeksi Salmonella, maka memerlukan upaya pengendalian di semua tahap rantai makanan.

Pengendalian itu, mulai dari produksi pertanian, proses pembuatan, hingga penyiapan makanan.

Untuk bahan-bahan makanan yang berasal dari hewan, sebaiknya dimasak hingga matang demi menghindari adanya kontaminasi Salmonella yang terkonsumsi secara tidak sengaja.

Khusus pencegahan pada anak, bisa ditambahkan dengan mengurangi atau menghindari kontak dengan hewan peliharaan yang mungkin membawa Salmonella, seperti kucing, anjing, dan kura-kura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com