Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Kejahatan Jalanan Masih Remaja, Apa Motifnya? Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 07/04/2022, 08:00 WIB
Retia Kartika Dewi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial tengah diramaikan dengan aksi kejahatan jalanan atau dikenal klitih

Di Yogyakarta, aksi kriminalitas ini memakan korban jiwa yakni Dafa Adzin Albasith (18) yang terluka parah di bagian muka akibat sabetan gir motor oleh pelaku. 

Sementara di Semarang, tim Resmob berhasil mengamankan tiga orang pemuda dari kelompok yang melakukan penyerangan terhadap dua orang pemuda yang mengendarai sepeda motor.

"Polisi mengamankan 3 orang pemuda dengan inisial AK (17), GAP (17), MHS (17) dengan motif menyabetkan sajam ke arah pengendara sepeda motor," ujar Kasi Humas Polrestabes Semarang AKP Faisal Lisa dikutip Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: Saat Polisi Sebut Anak Anggota DPRD Kebumen Tewas Bukan karena Klitih, tapi Tawuran...

Belakangan, Polda DIY menyebut bahwa aksi kejahatan yang menewaskan anak anggota DPRD Kebumen, Jawa Tengah itu bukan klitih tapi tawuran. 

Lalu, apa motif pelaku yang masih remaja ini berani menggunakan senjata tajam (sajam) lalu melukai orang lain?

Kondisi kejiwaan pelaku

Menanggapi fenomena tersebut, psikolog forensik klinis, Aditya Kasandra Putranto mengatakan usia remaja adalah fase mencari jati diri. Pada tahapan ini seseorang masih labil kondisi jiwanya.

Sayangnya, fase pencarian jati diri itu diimplementasikan dengan tindakan negatif, bahkan tindakan melukai seseorang dengan menggunakan senjata tajam.

"Dalam hal ini kenakalan merupakan suatu usaha untuk memperoleh identitas meskipun dalam bentuk identitas negatif," ujar Aditya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/4/2022) malam.

Perhatian orangtua dan lingkungan

Selain itu, ada faktor lain yang menyebabkan remaja memilik identitas negatif yakni remaja yang diabaikan oleh orangtuanya.

Baik dengan tidak mendapatkan perhatian, tuntunan, dan pendidikan akan berpeluang untuk melakukan tindakan kriminalitas.

Ia menambahkan, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya kejahatan jalanan atau klitih di antaranya:

  • Faktor internal: Faktor ini terjadi di dalam individu yang salah akan mengimplementasikan tentang cara solidaritas.
  • Faktor keluarga: Faktor ini terjadi karena kurangnya perhatian dari keluarga sehingga remaja akan terbiasa dengan kekerasan.
  • Faktor sekolah: Faktor ini terjadi karena hilangnya kualitas pengajaran yang berkualitas.
  • Faktor lingkungan: Faktor lingkungan yang buruk mendorong adanya kekerasaan.

Baca juga: Pakar Hukum UGM: Pelaku Klitih di Bawah Umur Bisa Dipidana

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com