"Jika karena khawatir anaknya tak mendapat asupan gizi yang cukup maka ibunya wajib menggantinya membayar fidyah," katanya lagi.
Baca juga: Beda dengan Muhammadiyah, BRIN Prediksi 1 Ramadhan 1443 H Jatuh pada 3 April 2022
Sementara itu, jika dilihat dari segi kesehatan, sesungguhnya puasa tidak mengubah kualitas ASI seorang ibu.
Hal itu disampaikan konselor ASI sekaligus Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Nia Umar.
"Kalau dari studi, komposisi ASI ibu yang berpuasa tetap baik buat bayinya. (Namun) secara kuantitas bisa beragam, makanya harus melihat kondisi masing-masing ibu," kata Nia, terpisah.
Baca juga: Sarwendah Berikan ASI ke Anak Angkatnya yang Beranjak Dewasa, Apa Efeknya?
Namun, ada beberapa saran dari AIMI jika seorang ibu ingin menjalankan ibadah puasa:
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Vaksinasi Covid-19 Tidak Batalkan Puasa, Ini Penjelasannya
Baca juga: Apakah Donasi Darah Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan MUI
Terlepas dari tidak ada larangan bagi ibu menyusui untuk berpuasa, AIMI merekomendasikan bagi ibu menyusui yang bayinya masih berusia di bawah 6 bulan atau masih di masa ASI ekslusif untuk tidak dulu menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Hal lain, bayi sakit sehingga butuh banyak ASI atau bayi memiliki kekurangan berat badan dibandingkan dengan berat yang harus ia miliki di usianya.
Tak hanya itu, puasa juga sebaiknya dihindari terlebih dahulu apabila ibu menyusui dalam kondisi hamil.
Baca juga: Penjelasan MUI soal Saf Shalat yang Kembali Dirapatkan