KOMPAS.com – Varian virus corona Deltacron yang disebut-sebut gabungan varian Delta dan Omicron kembali ramai dibahas.
Kali ini kemunculan varian tersebut dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Melalui akun twitter resminya, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19 Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa kasus tersebut dilaporkan telah terjadi di Denmark, Perancis, dan Belanda.
Baca juga: Deltacron Bukan Varian Baru Virus Corona, Apa itu?
Pls also see here where we talk about the possibility of recombinants of #SARSCoV2. This is to be expected, especially w intense circulation of #omicron & delta. @WHO TagVE is tracking & discussing.
????@GISAID, ???????????? collaborations & science
ICYMI: https://t.co/jqduC6s3p5 https://t.co/oQ6AAGjegy
— Maria Van Kerkhove (@mvankerkhove) March 8, 2022
Kendati demikian, WHO menambahkan bahwa kasus tersebut masih sangat rendah.
Dilansir dari Reuters, Jumat (11/3/2022), hanya 17 pasien dari Eropa dan Amerika yang terkonfirmasi terpapar varian ini.
First solid evidence for a Delta #Omicron recombinant virus ???? has been shared by @institutpasteur via @GISAID; Accession: EPI_ISL_10819657 -- includes the raw sequencing reads! @WHO @doctorsoumya @RickABright @DrTedros @g20org ????
— Jeremy Kamil ???????? (@macroliter) March 8, 2022
Berikut fakta virus Corona varian Deltacron:
Baca juga: Siprus Temukan 25 Kasus Varian Deltacron, Gabungkan Varian Delta dan Omicron
Dikutip dari Kompas.com, (10/1/2022), kabar kemunculan varian Deltacron sudah ramai diperbincangkan sejak awal tahun.
Saat itu, varian Deltacron ditemukan di Prancis.
Profesor ilmu biologi di University of Cyprus, Leondios Kostrikis mengungkapkan varian tersebut dinamai 'Deltacron' karena identifikasi pada varian Delta yang mirip dengan Omicron.
Saat itu, Kostrikis dan timnya telah melaporkan 25 kasus 'Deltacron'.
Baca juga: Deltacron Bukan Varian Baru Virus Corona, Apa itu?