Ternyata, tanda bayi lapar terbagi menjadi 3 tahap, berdasarkan Ikatan Dokter Indonesia.
Pada tahap awal, bayi yang kelaparan cenderung banyak bergerak, membuka mulut, dan kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri seolah tengah mencari makanan.
Tahap aktif
Di tahap ini, jika laparnya semakin terasa, ia akan mulai memasukkan tangan ke dalam mulutnya.
Baca juga: Masalah Kesehatan pada Bayi mulai dari Pilek hingga Diare dan Cara Mengatasinya
Apabila Anda belum juga menangkap kode lapar yang dia buat, laparnya akan semakin menjadi-jadi, dan tandanya akan semakin tegas.
Bayi yang sudah kelaparan akan menangis, gelisah, dan mukanya memerah.
Sebaiknya, orangtua sudah memberikan bayi makanan atau ASI/susu formula, saat ia baru memberikan kode di tahap awal.
Pasalnya, jika sudah sampai menangis atau tahap akhir, maka proses menyusui atau memberinya makan bisa sedikit terganggu dengan kejengkelan dan tangisannya.
Sebelum memberinya makan, kita harus menenangkannya terlebih dahulu agar proses menyusui atau menyuapi menjadi lebih mudah.
Baca juga: Studi Mengungkap Antibodi Covid-19 Terbentuk dalam ASI Ibu Menyusui
Untuk menghindari bayi kelaparan, khususnya pada bayi yang masih hanya mengonsumsi ASI atau susu formula (belum MPASI), maka Anda perlu mengetahui seberapa sering frekuensi menyusu yang perlu dilakukan.
Bayi yang baru lahir akan sering menyusu, biasanya setiap 2-3 jam sekali dia membutuhkan susu, bahkan bisa lebih sering dari jangka waktu itu.
Jadi, dalam sehari, bayi harus disusui setidaknya 12 kali dalam durasi yang cukup di setiap sesinya.
Baca juga: Bagaimana Bayi yang Baru Lahir Bisa Mengenali Ibunya?
Semakin bertambah usianya, maka semakin banyak kebutuhan asupannya.