Kenaikan harga minyak pun turut mempengaruhi kondisi APBN. Hal itu lantaran kenaikan ICP menyebabkan harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) meningkat sehingga menambah beban subsidi BBM dan LPG serta kompensasi BBM dalam APBN.
Agung menjelaskan, setiap kenaikan 1 dollar AS per barel berdampak pada kenaikan subsidi LPG sekitar Rp 1,47 triliun, subsidi minyak tanah sekitar Rp 49 miliar, dan beban kompensasi BBM lebih dari Rp 2,65 triliun.
Sebagaimana diketahui, subsidi BBM dan LPG 3 kilogram dalam APBN 2022 sebesar Rp 77,5 triliun. Subsidi tersebut dengan perhitungan asumsi ICP sebesar 63 dollar AS per barrel.
"Beban subsidi, khususnya BBM dan LPG juga meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN 2022. Belum lagi biaya kompensasi BBM. Namun yang pasti, pemerintah terus mengamankan pasokan BBM dan LPG," kata Agung.
Terkait tren kenaikan harga mintak dunia, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menjelaskan, kondisi tersebut menurunta akan berdampak pada harga BBM di Indonesia.
“Kalau dampaknya (ke harga BBM) pasti ada,” ujar Irto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/3/2022).
Meski demikian, pihaknya mengatakan saat ini Pertamina terus melakukan review penyesuaian harga.
“Pertamina akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia dan melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dampak strategisnya,” ujar dia.
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menjaga kondisi pasar yang seimbang dan memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat hingga ke pelosok negeri.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Melesat Imbas Perang Rusia-Ukraina, Beban Subsidi BBM dan Elpiji Meningkat