Harga minyak mentah dunia terus meroket karena dampak perang Rusia-Ukraina.
Dikutip dari Kompas.com, pada penutupan perdagangan Selasa (1/3/2022), harga minyak dunia melanjutkan penguatan di tengah rencana pertemuan OPEC+ dan Badan Energi Internasional (IEA).
Pertemuan tersebut membahas tekait keamanan energi global yang terpengaruh perang Rusia-Ukraina.
Harga minyak dunia naik
Melansir Bloomberg, Rabu (2/3/2022), harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Mei 2022 ditutup naik 2,4 persen 3,06 persen menjadi di level 107,47 dollar AS per barrel.
Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,7 persen menjadi di level 106,23 dollar AS per barrel.
Situasi di pasar energi sangat serius, bahkan sebelum invasi Rusia ke Ukraina terjadi. Hal itu lantaran pasokan minyak di seluruh dunia gagal mengimbangi pemulihan permintaan yang kuat ketika pandemi Covid-19 mereda.
Sementara konflik Rusia-Ukraina berpotensi mengganggu ekspor minyak dari Rusia. Seperti diketahui, Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia.
Negara yang dipimpin Vladimir Putin ini memproduksi sekitar 10 persen dari pasokan minyak global, atau sekitar 10,5 juta barel per hari.
Pemerintah waspadai kenaikan harga minyak
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mewaspadai tren harga minyak dunia yang terus meningkat akibat memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Kenaikan tersebut turut berpengaruh pada harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) yang per 24 Februari 2022 sudah mencapai 95,45 dollar AS per barrel.
Padahal asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya sebesar 63 dollar AS per barrel.
"Sejak ICP naik diatas 63 dollar AS per barrel, kami terus monitor dan antisipasi dampaknya. Tidak hanya harga minyak, tapi harga LPG seperti CP Aramco," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Agung Pribadi dalam keterangannya dikutip Senin (26/2/2022).
ICP naik, subsidi BBM dan LPG ikut naik
Kenaikan harga minyak pun turut mempengaruhi kondisi APBN. Hal itu lantaran kenaikan ICP menyebabkan harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) meningkat sehingga menambah beban subsidi BBM dan LPG serta kompensasi BBM dalam APBN.
Agung menjelaskan, setiap kenaikan 1 dollar AS per barel berdampak pada kenaikan subsidi LPG sekitar Rp 1,47 triliun, subsidi minyak tanah sekitar Rp 49 miliar, dan beban kompensasi BBM lebih dari Rp 2,65 triliun.
Sebagaimana diketahui, subsidi BBM dan LPG 3 kilogram dalam APBN 2022 sebesar Rp 77,5 triliun. Subsidi tersebut dengan perhitungan asumsi ICP sebesar 63 dollar AS per barrel.
"Beban subsidi, khususnya BBM dan LPG juga meningkat dan bisa melebihi asumsi APBN 2022. Belum lagi biaya kompensasi BBM. Namun yang pasti, pemerintah terus mengamankan pasokan BBM dan LPG," kata Agung.
Penjelasan Pertamina
Terkait tren kenaikan harga mintak dunia, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menjelaskan, kondisi tersebut menurunta akan berdampak pada harga BBM di Indonesia.
“Kalau dampaknya (ke harga BBM) pasti ada,” ujar Irto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/3/2022).
Meski demikian, pihaknya mengatakan saat ini Pertamina terus melakukan review penyesuaian harga.
“Pertamina akan terus memantau perkembangan pasar migas dunia dan melakukan kajian, evaluasi serta berkoordinasi dengan seluruh stakeholder terkait dampak strategisnya,” ujar dia.
Ia mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menjaga kondisi pasar yang seimbang dan memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat hingga ke pelosok negeri.
Update harga BBM, Kamis (3/3/2022)
Harga BBM Pertamina 2022 mengalami perubahan yang berlaku mulai Kamis (3/3/2022) hari ini. Sejumlah jenis BBM mengalami kenaikan harga.
Kenaikan harga BBM berlaku di seluruh Indonesia untuk jenis BBM umum atau non-subsidi yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.
Sementara itu, harga Pertalite per liter tidak mengalami perubahan. Demikian pula dengan harga Pertamax 2022, tetap mengacu pada ketentuan sebelumnya.
Irto menilai, meskipun ada kenaikan, harga BBM Pertamina menurutnya masih lebih kompetitif dibandingkan operator lainnya yang sudah terlebih dahulu menaikkan harga produk BBM-nya.
Ia menambahkan, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex merupakan BBM untuk golongan masyarakat mampu yang porsinya hanya 3 persen dari total konsumsi BBM nasional.
Sementara, untuk BBM jenis Pertamax dan Pertalite yang lebih banyak digunakan masyarakat, tidak mengalami kenaikan harga. "Harga BBM Pertamax dan Pertalite tidak ada perubahan," kata Irto Ginting kepada Kompas.com, Rabu (2/3/2022).
Adapun kenaikan harga BBM non-subsidi beragam di masing-masing wilayah atau provinsi yakni berkisar Rp 500-Rp 1.100 per liter.
Seperti pada wilayah DKI Jakarta, untuk Pertamax Turbo (RON 98) naik dari Rp 13.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Lalu pada Dexlite dengan Cetane Number (CN) 51 naik dari Rp 12.150 per liter menjadi Rp 12.950 per liter, serta Pertamina Dex (CN 53) naik dari Rp 13.200 per liter menjadi Rp 13.700 per liter.
(Sumber Kompas.com/Yohana Artha Uly | Editor: Aprillia Ika, Yoga Sukmana, Muhammad Choirul Anwar)
https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/03/122900665/perang-rusia-ukraina-bikin-harga-minyak-naik-ini-dampaknya-bagi-harga-bbm