Jangan sampai menyesal memilih kampus
Apabila memilih kampus dengan pertimbangan lain, seperti adanya tempat makan tertentu, risikonya adalah menyesal di kemudian hari.
Sebab, fasilitas makanan merupakan secondary variable, bukan primary variable.
"Jadi yang penting adalah rating kualitas terbaik untuk bidang studi dan bidang karier yang kita pilih. karena itu adalah jaminan kita untuk nanti setelah lulus kuliah, kita bisa berkarir dan bekerja di bidang itu," ujarnya.
Baca juga: Minyak Goreng Masih Langka dan Mahal, Apa Penyebabnya?
Karena anak SMA kerap memiliki alasan "nyeleneh" saat memilih kampus tujuan, Vero menyebut sekolah biasanya melakukan pendampingan-pendampingan akademik.
Pendampingan itu dilakukan untuk menggali rencana kampus dan bidang studi tujuan serta alasan siswa untuk memilih keduanya.
Menurutnya, ketika pertanyaan-pertanyaan itu dibagikan bersama di kelas, ia meyakini siswa akan berbicara beragam alasan yang dimiliki untuk memilih kampus tertentu.
"Biasanya melalui diskusi-diskusi di kelas, anak-anak pasti akan ngomong, misalnya ada satu saja yang ngomong 'Bu, di sana makanannya enak-enak', nanti pasti ada lagi yang nyaut misalnya 'Pacar saya di sana, Bu'," kata dia.
"Dari jawaban-jawaban inilah kemudian guru bisa membimbing dan mengarahkan.
Baca juga: Kasus Covid-19 pada Anak Meningkat 160 Persen di Malaysia, Bagaimana di Indonesia?
Misalnya karena pacar, kalau putus bagaimana. Yang gara-gara makanan, kalau tutup bagaimana," tambahnya.
Dengan diskusi-diskusi semacam itu, anak-anak akan belajar melihat konsekuensi dan risiko di balik pengambilan keputusan yang kurang tepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.