Menanggapi fenomena penghapusan prokes oleh sejumlah negara, Pemimpin Teknis Covid-19, Program Darurat Kesehatan WHO, Dr Maria Van Kerkhove menyayangkan keputusan yang diambil.
"Masalahnya adalah kita melihat terlalu banyak negara meninggalkan semua aturan, kemudian menerapkannya lagi, meninggalkannya, dan menerapkannya lagi, padahal negara lain benar-benar melakukan ini secara perlahan, menggunakan pendekatan cara-cara yang bijaksana," papar Maria dalam kesempatan yang sama.
Maria tak menutup mata, memang ada sejumlah negara yang melakukan kebijakan untuk melonggarkan aturan terkait Covid-19, karena kondisi mereka memang memungkinan.
Baca juga: Masih PJJ, Kapan KBM Tatap Muka di Sekolah Bisa Dilangsungkan?
Memungkinkan, artinya mereka memang memiliki level cakupan vaksin yang tinggi dan kekebalan masyarakat yang tinggi.
"Di beberapa negara, mereka ada di posisi yang lebih baik untuk bisa melakukannya, sehingga memiliki kapasitas untuk menyesuaikan itu. Tapi, banyak negara yang keliru, meninggalkan semua upaya itu dalam satu waktu," kata Maria.
Maria pun berharap negara-negara tidak melakukan hal ini, karena hanya akan menimbulkan kebingungan. Terutama ketika aturan itu terlalu banyak diterapkan dan dicabut berulang kali.
"Yang saya harapkan adalah kita saling memberdayakan, Anda punya kontrol atas semua ini," ujar Maria.
Baca juga: Benarkah Jarak Vaksin Kedua dengan Booster Dipersingkat Jadi 3 Bulan? Ini Kata Kemenkes