Ada pula sebuah legenda yang mengisahkan asal muasal festival lentera ini.
Dikisahkan, Kaisar Giok atau Jade Emperor (You Di) marah pada penduduk di sebuah kota karena membunuh angsa miliknya.
Dia berencana ingin menghancurkan kota tersebut dengan cara membakarnya.
Namun, rencana itu digagalkan oleh peri yang menyarankan penduduk untuk menyalakan lentera di seluruh kota pada hari ketika Kaisar Giok membakar kota tersebut.
Kaisar Giok yang melihat cahaya berkobar dari lentera, mengira bahwa kota itu telah dilalap api, sehingga membatalkan rencananya.
Kota tersebut pun terhindar dari amarah Kaisar Giok.
Sebagai wujud rasa syukur, orang-orang terus memperingati momen ini dengan memasang lentera warna-warni di seluruh kota setiap hari ke-15 setelah Imlek.
Baca juga: Asal Muasal Tradisi Cap Go Meh, Dirayakan 15 Hari Setelah Imlek
Berbagai negara turut merayakan Cap Go Meh sesuai dengan kepercayaan dan kebiasaan masyarakatnya.
Dilansir dari chinatravel.com, berikut perayaan hari ke-15 Tahun Baru Imlek di berbagai belahan dunia.
Warga Singapura memiliki waktu libur selama dua hari untuk merayakan Cap Go Meh.
Selama festival, selain dari perayaan yang wajib ada seperti pertunjukkan barongsai, pawai tahun baru, dan lentera, Singapura memiliki tradisi unik sendiri.
Orang-orang biasa mengunjungi teman dengan membawa hadiah tahun baru dan juga dua buah jeruk yang dibungkus dengan paper bag.
Orang yang bertamu tersebut memberikan dua buah jeruk kepada tuan rumah pada saat memasuki rumah.
Hal itu untuk mengungkapkan berkah ganda, yakni “keberuntungan” dan “keberuntungan besar”, serta sebagai tanda “hal baik datang berpasangan”.
Malaysia membuka gereja dan mengizinkan tim Barongsai untuk tampil, sebagai lambang kemakmuran.