"Ini (studi temuan virus NeoCov) adalah temuan penting yang perlu kita pelajari yang membutuhkan integrasi lebih baik dari penelitian penyakit menular pada manusia dan hewan," jelas pakar virus dari University of Warwick, Prof Lawrence Young dalam The Independent, Sabtu (29/1/2022).
Untuk itu, masyarakat dunia diminta agar tidak cemas menanggapi kabar temuan virus baru ini.
Baca juga: Untuk Menghadapi Omicron, Hindari Emosi yang Bisa Menurunkan Sistem Imun
Ahli dari Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology Kementerian Kesehatan Rusia Alexander Gintsburg menyebut, kemunculan NeoCov disebabkan oleh terjadinya mutasi virus yang terus-menerus.
"Mutasi terus berlangsung. Di sejumlah negara yang tingkat pengurutan genom virusnya 100.000 atau lebih per bulannya, varian baru akan terus terdeteksi," kata Alexander dilansir dari media Rusia TASS, Sabtu (29/1/2022).
Namun, ia menyebut di negara di mana pengurutan genomnya hanya sekitar 2.000-4.000/bulan saja, varian baru tidak akan pernah terdeteksi.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.