KOMPAS.com - Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) dipimpin oleh Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang berpangkat letnan jenderal (letjen).
Adapun saat ini, posisi Pangkostrad tengah mengalami kekosongan hampir dua bulan.
Itu terjadi selepas Jenderal TNI Dudung Abdurachman dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Joko Widodo pada 17 November 2021.
Berikut daftar Pangkostrad dari masa ke masa, dikutip dari kostrad.mil.id:
Baca juga: Kursi Pangkostrad Kosong Hampir 2 Bulan, Komunikasi Politik Belum Tuntas?
Baca juga: Perjalanan Soeharto, dari Pangkostrad hingga Jadi Presiden
Tepatnya 6 Maret 1961, tanggal itu diperingati sebagai hari lahir Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Kostrad.
Saat itu, satuan ini bukan bernama Kostrad, tetapi Cadangan Umum Angkatan Darat (Caduad). Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima Korra I Caduad.
Kelahiran Kostrad berawal dari kericuhan setelah proklamasi Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Kericuhan itu muncul, baik dari dalam maupun dari luar negeri, untuk menghancurkan NKRI yang ditandai dengan terjadinya beberapa peristiwa di Tanah Air.
Terjadi sejumlah pemberontakan yang bertujuan menggantikan ideologi Pancasila dan UUD 1945, di antaranya:
Akan tetapi, semua upaya tersebut tidak berhasil.
Pada 1958, dibentuk kodam hampir di setiap provinsi, tetapi masih bersifat teritorial dengan kemampuan terbatas, terdiri dari kodam, korem, brigade, dan batalion.
Baca juga: Ramai Isu Denjaka Mendarat di Papua Tumpas KKB, Ini Kata Marinir dan TNI AL
Menjelang akhir 1960, pimpinan TNI AD menganggap perlu dibentuk satuan militer yang bersifat mobil dan siap tempur menjalankan tugas di seluruh Tanah Air.
Gagasan tersebut dilontarkan Kepala Staf TNI AD saat itu, Jenderal AH Nasution, dengan mempertimbangkan kondisi saat itu ditambah dengan menanggapi masalah Irian Barat.
Melalui surat KSAD Nomor KPTS.1067/12/1960 maka dibentuk Cadangan Umum AD (Caduad).
Untuk merealisasikannya, dibentuklah kelompok kerja yang diketuai oleh Deputi I KSAD Brigjen TNI Soeharto.
Untuk pengisian personel Korra I Caduad diambil dari kodam-kodam, dari pendidikan dasar masing-masing kecabangan.
Akhirnya, Korra I/Caduad mempunyai kekuatan I Divisi Infanteri dengan memiliki pasukan inti 1 Brigade Para, satuan Banpur, dan satuan Banmin.
Pada 19 Desember 1961, bertepatan dengan pelantikan para taruna Akademi Militer di Yogyakarta, Presiden Soekarno mencetuskan Trikora yang berisi:
Baca juga: Kisah dan Spesifikasi KRI Teluk Bone 511, Kapal Perang TNI AL Eks Perang Dunia II
Dalam usianya yang masih muda, Korra I Caduad diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda.
Menindaklanjuti tugas penting ini, pada awal 1962 dibentuklah Komando Mandala di wilayah timur Indonesia dengan markas besarnya di Ujung Pandang.
Operasi ini melibatkan AD, AL, AU Sukarelawan, dan masa rakyat dengan sandi "Operasi Jayawijaya".
Misi dari Operasi Jayawijaya ini untuk membebaskan Irian Barat dari tangan penjajah Belanda dengan mengadakan perang terbuka jika perundingan perdamaian dengan Belanda di New York mengalami kegagalan.
Dalam rangka menyiapkan perang terbuka, pada 19 Desember 1961 terlebih dahulu dilakukan infiltrasi di daerah Fak-fak, Misoi, Wagiu, Serui, Sorong, dan Kaimani.
Baca juga: Spesifikasi KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991, Kapal Perang Setara Rumah Sakit Tipe C Milik TNI AL
Pada pertengahan Agustus 1962, dilakukan serbuan umum melawan penjajah Belanda dengan sasaran wilayah Biak, Jayapura.
Korra 1/Caduad sendiri menurunkan 1 Divisi. Hal ini menyebabkan gentarnya pihak Belanda dengan keputusan menyerah tanpa syarat. Penyerahan Irian Barat ini ditandainya dengan berkibarnya bendera Merah Putih pada 1 Maret 1963.
Setelah Irian Barat berhasil masuk wilayah NKRI, Operasi kemudian dilanjutkan dengan Operasi “Wisnu Murti", yaitu operasi lanjutan sebagai langkah konsolidasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, melalui Keputusan Men/Pangab 19 Februari 1963, Korra I/Caduad dilebur menjadi Komando Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad.
Dalam bentuk organisasinya, Kostrad mempunyai bentuk komando lapangan yang terdiri dari:
Kostrad berkedudukan sebagai kotama dan dalam segi pembinaan Kostrad berkedudukan langsung di bawah KSAD.
Adapun dalam segi operasional, Kostrad berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.