Di media sosial beredar mitos yang menyebut bahwa varian Omicron sudah ada sejak November 2020.
Beredar pula tabel berisi tentang variant of concern (VOC) yang mencatut nama WHO dilampirkan untuk memperkuat klaim tersebut.
Faktanya:
Ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Tonang Dwi Ardyanto menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar atau hoaks. Tabel tersebut rekayasa atau hasil editan.
"Ada yang mengedit foto dari laman WHO sehingga menunjukkan seolah-olah Varian Omicron sudah dinyatakan keberadaannya oleh WHO sejak November 2020," ungkap Tonang, mengutip Kompas.com, Kamis (30/12/2021).
Baca juga: [HOAKS] Varian Omicron Sudah Ada sejak November 2020 Menurut WHO
Temuan kasus di Afrika Selatan itu diberi nama Omicron dan ditetapkan sebagai Variant under Monitoring (VuM) pada 24 November 2021.
Setelahnya, WHO menetapkan sebagai VOC pada 26 November 2021.
Tabel sesungguhnya diterbitkan di laman resmi WHO, di mana tertera bulan dan tahun ditemukannya varian Omicron, yakni November 2021.
Mitos tentang awal kemunculan Omicron muncul dalam berbagai narasi. Ada yang menyebut bahwa varian ini viral 6 bulan lebih awal dari yang direncanakan, yakni pada Mei 2022.
Mitos yang beredar di media sosial itu juga disertai gambar berupa daftar dan jadwal peluncuran varian virus corona. Daftar dan jadwal tersebut memuat logo WHO, Forum Ekonomi Dunia (WEF), Universitas Johns Hopkins dan Yayasan Bill dan Melinda Gates.
Faktanya:
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa informasi itu keliru. Tidak ada yang bisa merencanakan kapan virus akan bermutasi.
"Hoaks karena virus kan selalu mutasi," ujar Nadia dikutip dari Kompas.com, Senin (6/12/2021).
Baca juga: [HOAKS] Varian Omicron Sudah Direncanakan dan Viral 6 Bulan Lebih Awal
Nadia menyebutkan, varian-varian ini tidak bisa diprediksi dan direncanakan karena seperti sifat virus lainnya, virus corona terus bermutasi.
"Iya (tidak bisa direncanakan)," kata dia.
WHO dan WEF menyatakan, daftar dan jadwal yang beredar itu bukan berasal dari mereka.
Kantor pers Yayasan Bill dan Melinda Gates juga memberi penjelasan bahwa narasi yang beredar tentang varian yang direncanakan adalah salah.
Pihak Universitas Johns Hopkins juga membantah terlibat dalam narasi sesat tersebut.
"Klaim-klaim ini telah terbukti salah dan Universitas Johns Hopkins tidak memiliki peran dalam menyebarkan disinformasi," kata pihaknya dalam sebuah pernyataan.