Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Tabrakan Dua Kereta Api di Pakistan, 300 Orang Tewas

Kompas.com - 04/01/2022, 08:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 32 tahun yang lalu, atau tepatnya pada 4 Januari 1990, dua kereta api bertabrakan di Sangi, Pakistan.

Dilansir dari History, kecelakaan tersebut menawaskan 200-300 orang dan melukai 700 lainnya.

Insiden ini tercatat sebagai kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah Pakistan.

Zakaria Bahaduddin, salah satu kereta api yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, memilki kapasitas 1.400 penumpang, melakukan perjalanan sejauh 500 mil antara Multan dan Karachi.

Pada 4 Januari 1990, kereta api Zakaria membawa 16 gerbong yang dipadati 2.000 penumpang.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Penumpang Kereta Api Usia di Bawah 12 Tahun Wajib Tes PCR

Melebihi kapasitas

Artinya, jumlah penumpang melebihi kapasitas maksimal, namun suatu pemandangan yang dianggap biasa di Pakistan pada kala itu.

Saat kereta api berjalan mendekati desa Sangi di provinsi Sindh, secara mendadak berpindah jalur rel. Nahasnya, di jalur itu terparkir kereta api lain yang membawa 67 gerbong.

Kecelakaan pun terjadi, kereta api Zakaria menghantam bagian belakang kereta yang tengah terparkir itu dengan kecepatan 35 mil per jam.

Teknisi kereta yang selamat dari kecelakaan itu kemudian mengungkapkan bahwa kereta telah dipindah oleh petugas sinyal yang lalai.

Petugas sinyal tersebut kemudian dipenjara setelah divonis melakukan pembunuhan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat dari London ke New York Meledak karena Bom, Semua Penumpang Tewas

Ratusan korban jiwa

Kecelakaan itu menyebabkan lokomotif kereta api Zakaria terpental keluar dari rel, dan menyeret tiga gerbong penumpang lainnya keluar dari jalur.

Penumpang yang ada di tiga gerbong itu terluka parah, dan sebagian meninggal dunia.

Diperkirakan, 200 hingga 300 orang tewas dalam insiden tersebut, serta sekitar 700 orang lainnya harus menerima perawatan di rumah sakit terdekat.

Sebagian korban bahkan harus diterbangkan ke Karachi untuk menerima perawatan darurat yang lebih memadai.

Baca juga: Mulai Berlaku Hari Ini, Berikut Ketentuan Naik Pesawat, Kereta Api, dan Kapal

Petugas lalu lintas regional Pakistan Railways Muktar Ahmad Abassi, mengatakan, masinis tidak memiliki kesempatan untuk menarik tuas rem sebelum terjadinya tabrakan.

"Rupanya itu adalah kesalahan seorang petugas jalur, yang memindahkan jalur kereta penumpang secara mendadak," kata Abassi, dilansir dari AP News, 4 Januari 1990.

"Itu adalah malapetaka, dan kecelakaan kereta api terburuk dalam sejarah Pakistan," ujar dia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan AdamAir KI 574, 102 Orang Tewas

Sempat dicurigai aksi sabotase

Dilansir dari Harian Kompas, 6 Januari 1990, Menteri Perkeretaapian Zafar Ali Leghari, mengatakan, kemungkinan aksi sabotase adalah penyebab kecelakaan.

"Kemungkinan sabotase tak bisa diabaikan," ujar Leghari kepada para wartawan.

Kecurigaan semakin menguat setelah tiga petugas kereta api melarikan diri dari lokasi kejadian. Pihak kepolisian lantas melakukan pemburuan.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Tarif Antigen di Stasiun KA Jadi Rp 35.000, Mana Saja?

Kecurigaan serupa juga diungkapkan oleh polisi setempat yang mencari petugas jalur dan kepala stasiun, serta juru lansir.

Namun, seorang menteri pemerintahan Provinsi Sindh, Syed Khurshid Shah menyebut bahwa kecelakaan itu hanyalah kesalahan manusiawi.

Masinis kereta api Zakaria, Pyara Massih, yang berhasil selamat karena melompat keluar pada menit terakhir, mengatakan, penyebab kecelakaan itu adalah kelalaian.

Baca juga: Harga Tes Antigen di Stasiun Jadi Rp 35.000, Kapan Diberlakukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com