Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Tes Ketahanan Paru-paru, Validkah? Simak Kata Ahli

Kompas.com - 30/12/2021, 08:35 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang membagikan informasi pengujian ketahanan paru-paru dalam bentuk visual timer viral di media sosial Twitter, Sabtu (25/12/2021).

"Cuma kuat sampe level 4, coba gimana kamu?" tulis pengunggah dalam twit-nya.

Twit itu juga menyertakan video yang menampilkan gambar paru-paru dengan garis merah yang mengitarinya.

Selain itu, terlihat pula deretan angka 0 sampai 10, dengan keterangan sebagai berikut:

  • Pada angka 2, tertera keterangan "Paru-paru Normal"
  • Pada angka 5 tertera keterangan "Paru-paru Kuat"
  • Pada angka 10 tertera keterangan "Paru-paru Hebat".

Cara menguji paru-paru pada video ini adalah dengan ambil napas dalam-dalam dan tahan selama mungkin hingga Anda merasa sudah tidak kuat dan menyetop timer visual tersebut.

Baca juga: Video Viral Pria Terjepit Kepalanya di Ekskalator Mal, Ini Kronologinya

Apakah menguji ketahanan paru-paru bisa dengan melakukan tahan napas pada visual timer tersebut?

Dokter spesialis paru dan konsultan onkologi di RSUD Pirngadi Medan, dr Mohammad Ramadhani Soeroso, mengatakan, tes ketahanan paru-paru seperti yang beredar di media sosial itu tidak valid.

"Visual ini tidak betul, tidak bisa menjadi acuan untuk menguji ketahanan paru," ujar Ramadhani saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/12/2021).

Menurut dia, video yang ada di medsos itu hanya tes biasa, dan keterangan "Paru-paru Kuat" dan keterangan lainnya tidak bisa menjadi acuan.

Ramadhani mengungkapkan, untuk menguji ketahanan paru atau uji fungsi paru, menggunakan alat yang disebut spirometri.

"Spirometri adalah alat uji fungsi paru. Ada 3 poin penting saat pemeriksaan spirometri yakni normal, obstruksi, dan restriksi," ujar Ramadhani.

"Contoh penyakit restriksi itu TB paru, pneumonia, dan tumor paru. Kalau penyakit obstruktif misalnya penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma," lanjut dia.

Namun, saat tidak sakit atau orang dengan keadaan sehat/normal juga bisa menggunakan alat spirometri.

Baca juga: Video Viral Jokowi Janjikan Bonus Rp 12 M untuk Timnas, Ini Faktanya

Biasanya, pengujian itu dilakukan untuk pegawai yang melakukan medical check up (MCU) atau menderita sesak napas untuk menilai PPOK dan asma.

Cara penggunaannya melalui bagan alat tertentu diletakkan di mulut pasien. Kemudian, pasien diminta menarik napas panjang dan diembuskan melalui alat tersebut.

Sementara, dokter atau petugas medis mengamati proses yang dilakukan oleh pasien.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com