Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

TNI-AD Perlu Bermimpi dengan Mata Terbuka ala William Tanuwijaya

Kompas.com - 28/12/2021, 11:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sayangnya, akhir-akhir ini, di saat aktivitas kita berangsur normal, disiplin kita menjaga prokes kendor.

Coba tengok bagaimana jarak tidak dijaga di semua tempat seperti angkutan umum, dan restoran sehingga kerumunan terjadi di mana-mana.

Pertahanan terakhir kita berupa masker di wajah kerap longgar juga. Kita hanya bisa berharap libur Natal dan Tahun Baru tidak mengulang horor setelah libur Lebaran dan libur sekolah Juli lalu.

Oya, dalam suasana gembira karena kemampuan kita mengendalikan pandemi yang diikuti normalnya sejumlah aktivitas, kita mendapati kisah pilu bersamaan.

Kisah pilu itu menimpa dua remaja yang berboncengan sepeda motor pada Rabu (8/12/2021) di Jalan Nasional III, Nagreg, Kabupaten Bandung. 

Handi Saputra (17) yang memboncengkan Salsabila (14), ditabrak mobil yang dikendarai Kopral Satu DA dengan dua penumpang Kolonel P dan Kopral Dua A.

Usai tabrakan, korban dibawa oleh pelaku. Kepada warga dan saksi mata disampaikan, korban akan dibawa ke rumah sakit terdekat. 

Warga dan keluarga yang kehilangan kemudian mencari dan tidak menemukan korban di rumah sakit atau puskesmas terdekat. 

Belakangan diketahui, dua remaja yang menjadi korban dan tidak berdaya dibawa kabur Kolonel P, Kopral Satu DA, dan Kopral Dua A dan dibuang ke Sungai Serayu, Jawa Tengah.

Tiga hari kemudian, Sabtu (11/12/2021), Handi ditemukan di aliran sungai di Desa Banjarparakan, Rawalo, Banyumas.

Salsabila ditemukan di aliran sungai di Desa Bunton, Adipala, Cilacap yang berjarak sekitar 200 kilometer dari lokasi kejadian.

Handi diduga masih hidup saat dibuang tiga anggota TNI-AD yang menabraknya.

Dugaan itu berdasarkan hasil pemeriksaan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah.

Polisi menemukan air di saluran napas hingga paru-paru Handi.

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan keterangan kepada wartawan usai dilantik menjadi Panglima TNI di area Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/11/2021). Presiden Joko Widodo melantik Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.ANTARAFOTO/Hafidz Mubarak A Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan keterangan kepada wartawan usai dilantik menjadi Panglima TNI di area Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/11/2021). Presiden Joko Widodo melantik Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa pensiun. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.
Setelah viral dan kisah pilu ini menjadi pembicaraan publik, para pejabat turun tangan dimulai dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Andika memerintahkan pemecatan dari dinas militer untuk Kolonel P, Kopral Satu DA, dan Kopral Dua A. Penutunan hukuman maksimal juga diperintahkan Andika untuk ketiga pelaku.

Ketiganya terancam hukuman 20 tahun sampai seumur hidup karena pembunuhan berencana seperti diatur dalam Pasal 340 KUHP junto Pasal 338 KUHP.

Jika perintah Andika dipatuhi dan dijakankan, Kolonel P (perwira intelijen di Korem Gorontalo), Kopral Satu DA, dan Kopral Dua A (bawahan saat Kolonel P bertugas di Kodam Diponegoro) akan dituntut hukuman seumur hidup.

Dalam suasana duka dan komitmen yang tinggi dari Panglima TNI, Kepala Staf TNI-AD Jenderal Dudung Abdurachman datang ke rumah duka keluarga Handi dan Salsabila secara berturut-turut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com