Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kemanusiaan Sudah Mati?

Kompas.com - 22/12/2021, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SAYA belum sempat jumpa Friederich Nietszhe maka belum sempat bertanya, apa alasan beliau sesumbar “Gott ist tot” alias "Tuhan sudah mati".

Mungkin akibat menyimak kenyataan bahwa manusia kerap kali menyalahgunakan ketuhanan untuk tujuan negatif bahkan destruktif, maka Nietzsche merasa kecewa sehingga tega menyatakan bahwa Gott ist tot.

Baca juga: Menlu RI dan AS Bertemu, Bahas Bantuan Kemanusiaan untuk Afghanistan

Seiring setujuan sesumbar Nietszche bahwa Tuhan sudah mati, juga akibat menyimak kenyataan bahwa manusia kerap kali menyalahgunakan apa yang disebut sebagai kemanusiaan maka sebenarnya wajar apabila pihak tertentu merasa kecewa sehingga menganggap kemanusiaan sudah mati.

Kontekstual

Sama halnya terhadap pernyataan Nietzsche bahwa Tuhan sudah mati, maka berbagai pihak menyatakan setuju namun berbagai pihak pula menyatakan tidak setuju terhadap anggapan bahwa kemanusiaan sudah mati.

Sementara saya pribadi terpaksa mengakui bahwa pendapat saya plin-plan akibat tidak konseptual namun kontekstual alias nisbi terkait pada konteks yang saya gunakan sebagai kaidah untuk membentuk pendapat saya tentang kemanusiaan.

Apabila saya melihat kenyataan bahwa para penggusur tega menggusur rakyat miskin secara sempurna melanggar hukum, etika, moral atau Adolf Hitler, Stalin, Mao mau pun para teroris tega membinasakan sesama manusia yang bahkan sama sekali tidak mereka kenal maka saya setuju dengan pernyataan bahwa kemanusiaan sudah mati.

Namun ketika melihat kenyataan bahwa para pejuang kemanusiaan seperti Ibu Theresa, Henry Dunant, Albert Schweitzer, Sandyawan Sumardi, Sri Palupi , Malala, Rigoberta Menchu, Dominique Pire, Romo Mangunwijaya, dan lain-lain tokoh pejuang kemanusiaan sedemikian tulus tanpa pamrih kekuasaan dan harta-benda mewujudkan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab menjadi kenyataan, maka secara tegas saya menyatakan tidak setuju terhadap anggapan bahwa kemanusiaan sudah mati.

Keyakinan

Bahkan apa yang dilakukan oleh para pejuang kemanusiaan bukan hanya membentuk sekedar pendapat saya tetapi sudah menjadi keyakinan. Saya sudah meyakini bahwa apa yang telah dilakukan oleh para pejuang kemanusiaan memang bukan sekedar ideologi belaka, namun justru benar-benar sudah terejawantahkan menjadi sikap dan perilaku nyata demi secara tak terbantahkan membuktikan bahwa kemanusiaan masih belum mati.

Baca juga: Stafsus Presiden: Pelecehan Seksual Merendahkan Kemanusiaan, Tak Boleh Ditoleransi

Para pejuang kemanusiaan (bukan saya!) secara sangat meyakinkan telah berjaya membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan secara nyata memang an sich merupakan bukti bahwa kemanusiaan masih hidup.

Mungkin memang kadang-kadang kemanusiaan jatuh pingsan. Namun itu berarti jelas masih hidup sebab baru setengah mati maka belum benar-benar mati!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Batal Menggagas Benaromologi

Batal Menggagas Benaromologi

Tren
Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Bukan Pluto, Ilmuwan Temukan Bukti Baru Adanya Planet Kesembilan dalam Tata Surya

Tren
Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Disebut Hewan Pemalas, Berikut Beberapa Fakta Unik tentang Kungkang atau Sloth

Tren
Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Ramai soal Aturan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Penjelasan Menkop-UKM

Tren
Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Ramai soal Mahasiswi Undip Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Mundur Usai Diungkap Warganet

Tren
Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Head to Head Indonesia vs Irak, Tim Garuda Terakhir Menang pada Tahun 2000

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com