Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Melindungi Anak dari Omicron, Ini Saran dari Unicef

Kompas.com - 20/12/2021, 12:30 WIB
Inten Esti Pratiwi

Penulis

KOMPAS.com - Omicron atau varian B.1.1.529 membuat khawatir banyak pihak lantaran virus varian ini dinyatakan lebih menular dibandingkan varian sebelumnya.

Terdeteksi pertama kali pada bulan November 2021 di Afrika Selatan, varian ini langsung menyebar ke 77 negara termasuk ke Indonesia.

Seperti diberitakan Kompas.com, Sabtu (18/12/2021), lewat penelitian yang dilakukan Fakultas Kedokteran The University of Hong Kong ditemukan bahwa varian Omicron mampu berkembang biak 70 kali lebih cepat dari varian Delta dan SARS-CoV-2 asli di bronkus manusia.

Meski studi yang ada tersebut juga menemukan bahwa Omicron bereplikasi 10 kali lebih rendah di jaringan paru manusia dibandingkan SARS-CoV-2 asli.

Unicef sendiri belum menyatakan bahwa apakah Omicron lebih rentan menyerang anak-anak atau tidak. 

Namun menurut laman resminya, Unicef menyatakan bahwa anak-anak yang tinggi mobilitasnya dan belum mendapatkan vaksin, tentu saja lebih rentan terpapar jenis varian Covid-19 manapun juga.

Baca juga: Cara Mengatasi Parno karena Varian Omicron, Ini Kata Psikolog

Cara melindungi anak dan keluarga dari Omicron

Untuk melindungi anak-anak dari bahaya Omicron, tentu saja adalah tugas orang tua untuk membekali anak mengenai pengetahuan yang cukup mengenai varian baru ini. 

Unicef menyarankan agar orang tua membekali anak dengan pengetahuan soal varian baru Omicron dan terus mengajak anak melakukan protokol kesehatan 5M.Dok. iStock/FatCamera Unicef menyarankan agar orang tua membekali anak dengan pengetahuan soal varian baru Omicron dan terus mengajak anak melakukan protokol kesehatan 5M.
Melansir dari laman resmi Unicef, inilah yang bisa dilakukan orang tua untuk melindungi anak dan keluarganya dari bahaya Omicron:

1. Anak-anak berhak diberi tahu mengenai varian Omicron, namun tentu saja paparkan dengan cara yang bisa dimengerti oleh anak.

2. Ajak anak membahas tentang segala berita yang mereka dengar mengenai Omicron. Karena banyak berita hoaks yang tersebar dan bisa membuat anak panik.

3. Kenakan selalu masker ketika berkegiatan di luar rumah. Ajak anak untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 5M.

4. Ajak keluarga untuk mengenakan masker yang benar. Masker non medis seperti masker kain bisa dikenakan jika lingkungan terdekat di hunian rumah tak ada kasus positif Covid-19. Gunakan masker medis jika hunian Anda berada di zona merah, atau ada anggota keluarga yang rawan terpapar virus seperti kaum lansia.

5. Ajak anak untuk selalu menjaga jarak kerumunan ketika berada di ruang publik, minimal 1 meter.

6. Tata rumah dengan benar, hindari menumpuk barang tak berguna terlalu banyak karena bisa menghambat aliran udara.

7. Pastikan ventilasi udara di dalam rumah terbuka. Sesekali buka jendela di pagi hari agar pergantian udara bisa terjadi dengan lancar. Aliran udara bisa membawa pergi virus dan kuman yang mengendap di dalam rumah.

8. Meski Anda panik dan memiliki kekhawatiran akan Omicron, namun jangan menunjukkannya di depan anak-anak. Karena kondisi emosi anak akan meniru kondisi emosi orang tuanya. Ketika kondisi mental drop, sistem imun pun akan menurun.

Meskipun kasus yang sudah terjadi menunjukkan bahwa gejala Omicron tak separah varian Delta, namun WHO menghimbau jangan lantas menyimpulkan bahwa Omicron memiliki gejala yang lebih ringan. Penelitian mengenai Omicron ini masih terus berlanjut hingga sekarang.

Baca juga: Menghadapi Omicron, Ini Tips Meningkatkan Sistem Imun Ibu Hamil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com