KOMPAS.com – Data Worldometers, hingga Kamis (9/12/2021) pagi, menunjukkan kasus Covid-19 di dunia saat ini tercatat sebanyak 268.039.090 kasus.
Dari angka itu, 5.239.969 orang meninggal dunia dan 241.235.389 orang sembuh.
Berikut ini 10 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia:
Bagaimana perkembangan virus corona di sejumlah negara?
Temuan itu terdeteksi pada kasus pelancong yang baru tiba dari Afrika Selatan.
Hal tersebut disampaikan oleh Otoritas Kesehatan Queensland, Rabu (8/12/2021).
Dikutip dari Straits Times, garis keturunan dari Omicron ini memiliki sekitar setengah variasi gen Omicron asli.
Ada sekitar 14 mutasi genom dari varian Omicron konvensional dan tidak memiliki fitur putus gen S.
Menurut Pejabat Kepala Kesehatan Queensland Peter Aitken, varian ini sulit untuk dideteksi melalui screening biasa.
Dr Aitken mengatakan, garis keturunan baru ini memiliki penanda untuk diklasifikasikan sebagai Omicron.
Akan tetapi, mereka belum mengetahui bagaimana tingkat keparahan klinis yang diakibatkan varian ini dan efektivitas vaksin.
"Kami sekarang memiliki Omicron dan seperti Omicron," ujar Aitken.
Pelarangan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran varian Omicron di Filipina.
Hal tersebut disampaikan Kantor Kepresidenan Filipina, Rabu (8/12/2021).
Larangan berlaku untuk semua orang yang telah berada di Perancis selama 14 hari terakhir mulai 10 Desember-15 Desember 2021.
Masuknya Perancis menambah panjang daftar 13 negara yang sebelumnya juga dilarang berkunjung ke Filipina.
Informasi terakhir, varian Omicron belum terdeteksi di Filipina.
Secara keseluruhan, jumlah rata-rata selama 7 hari orang yang dirawat inap meningkat hampir 12.000 atau 29 persen jika dibandingkan sejak 10 November.
Ketika itu, 40.000 orang dirawat di rumah sakit.
Pada 5 Desember, angka rawat inap ada sekitar 52.000 yang dirawat.
Pejabat Kesehatan Senior Michigan Chelsea Wuth mengatakan, hampir 90 persen pasien Covid-19 menjalani perawatan tidak divaksinasi.
Demikian pula pasien yang harus mendapatkan bantuan ventilator, kebanyakan juga tidak divaksinasi.
Peningkatan kasus AS saat ini sebagian besar karena penyebaran varian Delta.
Menteri Kesehatan Nigeria, Rabu (8/12/2021), mengatakan, banyak vaksin sumbangan yang datang ke negara itu dengan masa simpan yang hanya tinggal beberapa minggu.
Hal ini menyebabkan adanya kemacetan program vaksinasi di negara itu.
Vaksin-vaksin yang kedaluwarsa telah ditarik dan dimusnahkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Nigeria.
Sejumlah produsen vaksin telah meminta agar vaksin ditambah masa penyimpanannya hingga tiga bulan setelah tanggal kedaluwarsa. Akan tetapi, Kementerian Kesehatan menolak.
“Praktik memperpanjang umur simpan hingga tiga bulan meskipun diterima oleh para ahli, tapi tidak diakomodasi dalam standar kami,” ujar Menteri Kesehatan Osagie Ehanire.
Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (8/12/2021), mengatakan, data awal menunjukkan bahwa Omicron menghadirkan peningkatan penularan yang cepat.
Akan tetapi, varian ini menyebabkan kasus Covid-19 yang lebih ringan dibandingkan Delta yang juga masih menyebar di berbagai belahan dunia.
Dikutip dari Washington Post, meski demikian, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan agar tidak buru-buru memastikan hal tersebut sebagai suatu kebenaran pasti.
Hal ini karena masih banyak data yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran lengkap terkait risiko dan dampak dari varian baru.
Oleh karena itu, ia mendesak negara-negara untuk tetap waspada, mempercepat vaksinasi, dan mengintenskan langkah untuk menekan penularan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.