KOMPAS.com - Kasus Covid-19 dengan varian virus corona B.1.1.529 tengah menjadi sorotan.
Sejauh ini, ada tiga negara yang telah melaporkan adanya infeksi varian B.1.1.529 yakni Botswana, Afrika Selatan, dan Hong Kong.
Agar lebih jelas dan memahami tentang varian B.1.1.529, berikut 5 hal yang perlu diketahui dari mutasi virus corona tersebut.
Varian B.1.1.529 adalah varian virus corona baru yang pertama kali terdeteksi di Botswana pada 11 November 2021.
Botswana merupakan salah satu negara di Afrika bagian selatan.
Tiga hari setelah dilaporkan Botswana, ditemukan pula kasus infeksi varian B.1.1.529 di Afrika Selatan.
Di wilayah lain, yakni Hong Kong, seorang pria berusia 36 tahun mendapati dirinya terinfeksi varian B.1.1.529.
Ia mengaku telah dites PCR dengan hasil negatif sebelum terbang dari Hong Kong ke Afrika Selatan.
Pria tersebut dites negatif saat kembali ke Hong Kong. Akan tetapi, tes muncul hasil positif pada 13 November 2021 saat dirinya sedang menjalani karantina.
Sejauh ini, sudah ada 10 kasus terkonfirmasi varian B.1.1.529.
Virus corona yang dikenal dengan sebutan varian B.1.1.529 ini memiliki 32 mutasi pada spike protein, bagian dari virus yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan Covid.
Mutasi pada spike protein dapat memengaruhi kemampuan virus untuk menginfeksi sel dan menyebar, tetapi juga mempersulit sel kekebalan untuk menyerang patogen.
Seorang profesor mikrobiologi klinis di Universitas Cambridge Ravi Gupta mengatakan, penelitian di laboratoriumnya menemukan bahwa dua mutasi pada B.1.1.529 meningkatkan infektivitas dan mengurangi pengenalan antibodi.
Menurut dia, varian itu memang menjadi perhatian yang signifikan berdasarkan mutasi yang ada.
"Namun, properti utama dari virus yang tidak diketahui adalah daya menularnya, karena itulah yang tampaknya mendorong varian Delta. Pelarian kekebalan hanyalah bagian dari gambaran tentang apa yang mungkin terjadi," kata Gupta.